Suara.com - Twitter tampaknya mulai memblokir dan menyensor akun-akun dan konten-konten yang berisi video pemenggalan kepala seorang yang diduga wartawan Amerika Serikat, James Foley, oleh kelompok militan Negara Islam (NI), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Kelompok militan bersenjata Negara Islam pada Selasa (19/8/2014) merilis video yang menggambarkan pemenggalan orang yang diduga sebagai Foley. Tak lama kemudian akun Twitter Zaid Benjamin, seorang wartawan Radio Sawa di Washington, diblokir karena mengunggah video tersebut.
An email from @twitter on my account suspension earlier pic.twitter.com/dOX3vb1Vtb
— Zaid Benjamin (@zaidbenjamin) August 19, 2014
Meski akun Benjamin belakangan dibuka lagi, tetapi tweet berisi tautan video itu juga dihapus oleh Twitter.
Seorang juru bicara Gedung Putih, kepada Washington Post, mengatakan petugas dari Departemen Luar Negeri dan Pertahanan sudah menghubungi sejumlah media sosial, untuk meminta mereka menghapus video tersebut.
Tetapi saat ditanya soal penghapusan konten itu, juru bicara Twitter menolak untuk menanggapi dan hanya mengatakan bahwa Twitter "tidak akan berkomentar terkait akun-akun pribadi, demi alasan privasi dan keamanan."
Twitter juga mengingatkan bahwa dalam syarat dan ketentuan penggunaan layanannya, media sosial itu sudah menegaskan akan menghapus foto-foto mayat" dalam dalam websitenya.
Adapun video pemenggaran orang yang diduga sebagai Foley sudah beredar di dunia maya sejak Selasa. NI, kelompok yang mengaku membunuh Foley, dalam video itu mengancam akan kembali menewaskan wartawan AS lain yang mereka tahan, Steven Sotloff, jika AS tidak menghentikan serangan udaranya terhadap basis-basis NI di Irak.