Suara.com - Microsoft meluncurkan sebuah telepon seluler tanpa koneksi internet - yang sering disebut fature phone - berharga murah dan memang ditujukan untuk pasar-pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Nokia 130, nama ponsel itu, dijual dengan harga 19 euro atau sekitar Rp300.000. Meski tidak bisa digunakan untuk "online", Nokia 130 sudah bisa memutar video yang disimpan di kartu memori.
Peluncuran Nokia 130 seakan membantah laporan-laporan sebelumnya yang mengatakan Microsoft, setelah mengakusisi bisnis ponsel Nokia, akan fokus pada ponsel pintar atau smartphone dan akan "membunuh" ponsel-ponsel murah.
"Ini adalah segmen pasar yang besar dan tidak banyak pemain di segmen ini," kata Jo Harlow, kepala bisnis ponsel Microsoft, "Di sini ada ruang yang tidak bisa diraih oleh ponsel-ponsel pintar dewasa ini. Jadi masih ada keuntungan bagi kami di sana."
Selain Nokia 130, Microsoft juga memperkenalkan Asha 503, salah satu produk Nokia, yang menggunakan sistem operasi Series 30+. Berbeda dengan Nokia 130, ponsel yang satu ini sudah bisa terkoneksi dengan internet.
Selain di Tanah Air, kedua ponsel baru Microsoft itu akan dijual di Cina, Mesir, India, Kenya, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Vietnam. (BBC)