Hackers Rusia Curi 1,2 Miliar Password di Seluruh Dunia

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 06 Agustus 2014 | 08:42 WIB
Hackers Rusia Curi 1,2 Miliar Password di Seluruh Dunia
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hackers atau peretas dari Rusia mencuri 1,2 miliar password atau sandi milik perusahaan Amerika dan juga pihak lainnya di seluruh dunia. Ini merupakan pencurian sandi terbesar yang pernah terjadi.

Perusahaan Amerika Hold Security mengungkapkan, kelompok yang menyebut dirinya “CyberVor” mengkoleksi nama pemakain dan juga sandi yang dicuri dari 420 ribu laman, mulai dari nama individi hingga laman internet kecil.

“Selama data anda ada di World Wide Web, anda kemungkinan bisa terkena pencurian ini. Data anda sebenarnya tidak dicuri langsung. Data itu kemungkinan dicuri dari pelayanan atau penyedia barang yang anda percaya untuk menyimpan informasi personal, dari karyawan bahkan dari teman atau keluarga,” kata Hold Security dalam keterangan tertulisnya.

Perusahaan yang fokus menangani kasus pencurian data ini mengatakan, kelompok “CyberVor” mendapatkan data rahasia dari sesame peretasdi pasar gelap dan kemudian memasang virus yang memungkinkan mereka untuk meraih akses ke sejumlah laman internet dan juga akun media sosial.

“Berdasarkan pengalaman kami, peretas itu biasanya fokus untuk mencuri dokumen yang berisi informasi pribadi dan secara total sudah mendapatkan 1,2 miliar surat elektronik dan juga kata sandi,” kata peneliti dari Hold Security.

Kelompok CyberVor tidak hanya menargetkan perusahaan besar tetapi juga mengincar pengunjung di salah satu laman internet. Ratusan ribu laman internet sudah terkena dampaknya dan juga laman pribadi.

Para peneliti di Hold Security menyebut peretas itu dengan CyberVor dengan menggunakan bahasa Rusia di mana Vor berarti pencuri. Pencurian kata sandi ini pertama kali dilaporkan oleh The New York Times. Mereka menulis, peretas itu tinggal di wilayah Kazakhstan dan Mongolia. Anggota peretas itu itu sekitar belasan orang dan berusia 20-an tahun. (AFP/CNA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI