Suara.com - Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, berhasil menciptakan detergen berbahan baku ekstrak getah biduri atau calotropis gigantae. Detergen ini dihasilkan dengan teknomoli nano, yakni "Bio-Nano Surf".
Kelima mahasiswa itu adalah Devy Setyana, M.Arham, Sugiyati Ningrum, Anggi Nurvianti dan Nur Oktavia Suci. Lima mahasiswa tersebut dibimbing dua dosen, yakni Endrika Widyastuti dan Nur Ida Panca.
Ketua Tim Peneliti Deterjen Devy Setyana di Malang, Selasa (22/7/2014) mengatakan getah tanaman biduri memiliki kandungan saponin dan enzim protease yang mampu bertindak sebagai deterjen alami. Saponin adalah jenis glikosida yang dapat membentuk buih dalam air serta dapat mengangkat kotoran dan menurunkan tegangan air, sedangkan protease adalah enzim yang dapat merombak protein.
"Keberadaan enzim protease dapat membantu kinerja saponin dalam membersihkan noda karena kemampuannya dalam memecah protein yang merupakan salah satu komponen utama kotoran pakaian," kata Devy.
Ia mengatakan biduri merupakan tanaman lokal yang banyak tumbuh di Indonesia. Biduri juga mudah tumbuh dan tidak bersifat musiman. Sayang tanaman ini kurang dimanfaatkan, bahkan banyak orang menganggapnya sebagai hama karena mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan gatal-gatal.
Padahal, lanjutnya, dengan menggunakan HCl pada konsentrasi aman sebesar 0,2 - 1 persen, sebenarnya hal itu dapat diatasi, sehingga masyarakat bisa mengambil manfaat dari saponin dan protease yang ada pada tanaman biduri.
Devy menjelaskan proses pembuatan detergen alami itu menggunakan nanoteknologi sebagai suatu rekayasa molekuler yang mengubah partikel berskala nanometer. Nanoteknologi ini akan meningkatkan kemampuan deterjen untuk membersihkan noda karena makin kecil partikel akan makin memudahkan masuk ke serat kain terkecil.
Selain itu, partikel nano yang berukuran kecil juga akan meningkatkan daya degradasi deterjen, sehingga lebih mudah diurai oleh mikroorganisme. Proses nanofikasi ini menggunakan "freeze drying" (mesin pengering beku pada suhu minus) yang mampu mengecilkan partikel detergen sampai 800 nanometer.
Teknologi ini, kata Devy, juga memungkinkan terbentuknya kristalisasi ekstrak getah biduri menjadi bubuk. Setelah mengalami proses pengujiian yang dilakukan dengan mencuci noda coklat pada kain dengan perendaman selama lima menit dan pengucekan selama satu menit, terbukti detergen alami berbahan getah biduri ini mampu menyamai kemampuan detergen yang kini banyak beredar di pasaran.
Sedangkan dari uji toksisitas dan nilai baku mutu limbah detergen untuk menguji tingkat biodegradable (kemampuan terurai di alam), terungkap nilai baku mutu limbah deterjen getah biduri di bawah batas maksimum ketetapan baku mutu limbah pada deterjen komersial, sehingga lebih ramah lingkungan.
"Saat ini hasil penelitian "Bio-Nano Surf" sudah didaftarkan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dan akan diikutkan pada konverensi ilmiah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Selandia Baru," ujarnya. (Antara)