Sementara bagi Trevor Stratton, seorang konsultan bidang HIV/AIDS, kehilangan para ilmuwan jenius itu merupakan pukulan telak bagi upaya pencarian obat AIDS.
"Penyembuh AIDS mungkin ada dalam pesawat itu, kita tidak akan pernah tahu. Anda pasti akan terkesima menyadari orang-orang cerdas yang menumpang pesawat itu," ucap Stratton.
Beberapa pakar utama soal Aids, termasuk mantan presiden International AIDS Society (IAS) yang memimpin penelitian HIV sejak 1983, diyakini ikut tewas dalam kecelakaan itu.
Penyelenggara konferensi Aids 2014, yang bersiap menyambut 14.000 delegasi dari seluruh dunia, mengatakan belum bisa memastikan jumlah peserta konferensi yang menumpang pesawat itu. (The Guardian)