Suara.com - Sebuah studi teranyar menunjukkan bahwa perempuan cenderung meremehkan dan menganggap tidak kompeten perempuan lain yang memasang foto profil seksi di sosial media.
Studi yang digelar Elizabeth Daniels, pakar psikologi dari Oregon State University, Amerika Serikat, itu digelar untuk melihat hubungan antara media dan pandangan perempuan tentang tubuh mereka sendiri.
Dalam studi itu dia menggelar sebuah eksperimen, dengan menciptakan sebuah karakter bernama Amanda Johnson. Dia lalu membuat dua akun Facebook berbeda untuk Amanda.
Di akun pertama di memasang foto profil Amanda dalam balutan gaun merah ketat yang mempertontonkan belahan dada. Sementara di akun kedua dipasang foto Amanda yang menggunakan jeans, lengkap dengan selendang yang melingkar di lehernya.
Dalam kedua akun berbeda itu, Amanda sama-sama digambarkan sebagai perempuan yang menyukai film remaja "Twilight" dan film romantis "The Notebook", serta sebagai penggemar penyanyi Lady Gaga.
Ia lalu mengundang 118 perempuan - 58 di antaranya berusia 13 sampai 18 tahun dan 60 lainnya berusia 17 sampai 25 tahun - untuk menilai kedua akun itu.
Mereka diminta melihat salah satu dari dua foto Amanda secara acak dan diminta menjawab sejumlah pertanyaan sekitar daya tarik fisik, kesukaan, dan kompetensinya.
Hasilnya menurut para sukarelawan tadi, Amanda dalam versi pakaian tertutup lebih disukai, dinilai lebih menarik secara fisik, dan lebih mampu menyelesaikan sebuah pekerjaan ketimbang Amanda yang seksi.
"Ini sebuah prasangka yang jelas soal foto-foto seksi di media sosial. Para remaja terus merasa di bawah tekanan untuk tampil seksi, tetapi mereka yang membagikan foto-foto seksi di media online justru akan mendapat banyak cap negatif," jelas Daniels. (Daily Beast)