iPad Diduga Picu Alergi Pada Anak

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 15 Juli 2014 | 07:24 WIB
iPad Diduga Picu Alergi Pada Anak
Ilustrasi anak bermain iPad. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Material nikel yang ada pada iPad generasi pertama dinilai memicu reaksi alergi kulit pada seorang anak berusia 11 tahun. Hal itu diungkap dalam studi oleh Akademi Dokter Anak Amerika yang menyoroti pengaruh barang-barang elektronik bagi konsumen.

Adalah Dr. Sharon Jacob dan Dr. Shehla Admani, dua dokter kulit yang mempelajari ruam parah pada kulit seorang anak berusia 11 tahun selama lebih dari enam bulan. Mereka menduga, kebiasaan anak tersebut untuk menggunakan iPad buatan Apple setiap hari, menjadi penyebab kondisi kulit tersebut.

iPad si bocah, yang merupakan tablet Apple versi pertama keluaran tahun 2010, teruji positif mengandung nikel. Gejala dermatitis yang dialami si bocah kian parah setelah dia lebih sering terpapar bagian cover bagian belakang iPad.

Laporan ini merupakan yang terbaru dari sederet studi yang mengaitkan pengaruh nikel dalam perangkat elektronik seperti komputer dan smartphone terhadap reaksi alergi. Nikel memang dikenal sebagai logam pemicu terjadinya alergi.

Namun, tidak jelas apakah semua iPad mengandung nikel. Bisa jadi, nikel hanya ditemukan pada generasi pertama iPad seperti yang dimiliki si bocah.

Para peneliti juga mengungkap bahwa sumber alergi dari nikel pada anak bisa berasal pula dari giwang, kancing pakaian, behel gigi, serta perangkat elektronik seperti laptop, ponsel, dan mainan.

Menanggapi hal itu, Apple langsung melontarkan sanggahan.

"Kami menemukan bahwa alergi seperti yang dilaporkan dalam kasus ini sangat jarang terjadi," kata Apple dalam sebuah pernyataan.

"Produk Apple dibuat dari material berkualitas tinggi dan memenuhi standar yang ditetapkan untuk perhiasan baik oleh Komisi Produk Keamanan Konsumen Amerika Serikat dan komisi sejenis di Eropa.

"Kami menguji produk kami secara ketat untuk memastikan agar aman bagi konsumen," lanjut pernyataan tersebut. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI