Suara.com - Pada Mei lalu dunia dikejutkan oleh penangkapan lima agen intelijen militer Cina oleh polisi federal Amerika Serikat (FBI) atas tuduhan mencuri rahasia dagang beberapa perusahaan besar AS.
Sebulan berselang seorang warga Rusia juga ditahan karena diduga menyebarkan virus untuk mencuri ratusan juta dolar AS dari rekening-rekening bank di seluruh dunia.
Semua penangkapan itu tidak lepas dari peran J Keith Mularski, pakar kejahatan siber terkemuka FBI. Tetapi siapa sangka Mularski, yang bergabung dengan FBI pada 1998, adalah penjual perabotan murahan di AS.
Dalam wawancara dengan Museum Penegakan Hukum Nasional AS, lelaki berusia 44 tahun itu mengatakan dia memilih profesi penjual perabotan karena saat itu pekerjaan sukar diperoleh. Lima tahun hidupnya, usai lulus kuliah, dia habiskan sebagai salesman perabotan.
"Saya sebelumnya berkecimpung dalam bisnis swasta. Tetapi saya selalu suka komputer," kata Mularski.
Pada 2005 dia dipindahkan dari Washington DC untuk mengisi posisi sebagai perwira di skuad kejahatan siber FBI di Pittsburh, yang kini dia kepalai.
Salah satu prestasi fenomeal Mularski adalah saat dia berhasil menyusup ke Dark Market pada 2006. Dark Market adalah forum online bawah tanah yang menjadi wadah jual beli identitas curian dan informasi kartu kredit.
Mularski berhasil lolos dengan menyamar sebagai hacker komputer Polandia bernama "Master Splynter", nama yang diambil tokoh tikus dalam kartun "Kura-Kura Ninja". Nama itu memang dipilih Mularski saat menyaksikan kartun itu bersama puteranya.
"Ia seekor tikus yang hidup di bawah tanah. Ini sempurna sekali," kenang Mularski.
Dalam penyamaran itu Mularski berhasil berteman dengan penjahat utama yang menjadi otak situs tersebut. Dia sukses membujuk orang itu untuk memindahkan pusat operasi mereka server komputer baru, yang ternyata milik FBI.
Alhasil, FBI sukses menangkap 60 penjahat siber di seluruh dunia. Termasuk di dalamnya Max Ray Butler, hacker asal San Francisco yang di dalam komputernya ditemukan 1,8 juta nomor kartu kredit.
Butler, yang mengubah namanya menjadi Max Ray Vision, dinyatakan bersalah dan dihukum 13 tahun penjara. Itu adalah vonis terberat dalam sejarah kejahatan online di AS.
Sementara dalam kasus penjahat Rusia, Mularski berhasil meyakinkan hakim federal di Pitsburgh untuk mengizinkan mereka memantau 350.000 komputer yang terjangkit virus jahat tersebut.
Berdasarkan pantauan itu FBI berhasil membekuk hacker Rusia itu.
Adapun dalam penangkapan lima agen intelijen Cina, menurut Mularski, adalah jawaban atas tantangan pemerintah Cina yang mengatakan bahwa AS sebaiknya berhenti menuduh Beijing sebagai otak serangan di dunia maya "kecuali tudingan itu bisa dibuktikan." (AP)