Mularski, Eks Penjual Perabotan yang Jadi Momok Penjahat Online

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 14 Juli 2014 | 20:26 WIB
Mularski, Eks Penjual Perabotan yang Jadi Momok Penjahat Online
Ilustrasi peretas (hacker). (Shutterstock/Benoit Daoust)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Mei lalu dunia dikejutkan oleh penangkapan lima agen intelijen militer Cina oleh polisi federal Amerika Serikat (FBI) atas tuduhan mencuri rahasia dagang beberapa perusahaan besar AS.

Sebulan berselang seorang warga Rusia juga ditahan karena diduga menyebarkan virus untuk mencuri ratusan juta dolar AS dari rekening-rekening bank di seluruh dunia.

Semua penangkapan itu tidak lepas dari peran J Keith Mularski, pakar kejahatan siber terkemuka FBI. Tetapi siapa sangka Mularski, yang bergabung dengan FBI pada 1998, adalah penjual perabotan murahan di AS.

Dalam wawancara dengan Museum Penegakan Hukum Nasional AS, lelaki berusia 44 tahun itu mengatakan dia memilih profesi penjual perabotan karena saat itu pekerjaan sukar diperoleh. Lima tahun hidupnya, usai lulus kuliah, dia habiskan sebagai salesman perabotan.

"Saya sebelumnya berkecimpung dalam bisnis swasta. Tetapi saya selalu suka komputer," kata Mularski.

Pada 2005 dia dipindahkan dari Washington DC untuk mengisi posisi sebagai perwira di skuad kejahatan siber FBI di Pittsburh, yang kini dia kepalai.

Salah satu prestasi fenomeal Mularski adalah saat dia berhasil menyusup ke Dark Market pada 2006. Dark Market adalah forum online bawah tanah yang menjadi wadah jual beli identitas curian dan informasi kartu kredit.

Mularski berhasil lolos dengan menyamar sebagai hacker komputer Polandia bernama "Master Splynter", nama yang diambil tokoh tikus dalam kartun "Kura-Kura Ninja". Nama itu memang dipilih Mularski saat menyaksikan kartun itu bersama puteranya.

"Ia seekor tikus yang hidup di bawah tanah. Ini sempurna sekali," kenang Mularski.

Dalam penyamaran itu Mularski berhasil berteman dengan penjahat utama yang menjadi otak situs tersebut. Dia sukses membujuk orang itu untuk memindahkan pusat operasi mereka server komputer baru, yang ternyata milik FBI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI