Suara.com - Piala Dunia 2014 memang bisa dibilang Piala Dunia yang menampilkan banyak hal-hal baru. Selain teknologi garis gawang, ada pula teknologi busa ajaib.
Semprotan busa ajaib dipakai wasit untuk mencegah pemain yang bertindak sebagai pagar hidup, berlaku curang dengan mencuri-curi maju dan mempersempit jarak tembak pemain lawan. Lalu bagaimanakan awal mulanya semprotan ajaib itu bisa tercipta?
Jawabannya ada pada Heine Allemagne, si pencipta semprotan busa yang bisa menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 60 detik. Heine mendedikasikan 14 tahun hidupnya untuk menciptakan benda yang sangat berguna tersebut.
Lelaki Brasil berusia 42 tahun itu awalnya sangat miskin. Demikian miskinnya, dia sampai harus putus sekolah, dan menjual es krim di jalanan, guna membantu perekonomian keluarga.
Dia dan empat saudaranya tinggal di sebuah rumah kecil di Ituiutaba, sebuah kota di negara bagian Minas Gerais, Brasil. Saking kecilnya rumahnya, dia harus berbagi kamar dengan semua saudaranya. Orang tuanya sudah menyuruhnya membantu mencari nafkah sejak usia 8 tahun.
Heine sebenarnya bercita-cita menjadi pesepakbola. Namun ia harus mengubur dalam-dalam mimpinya karena terpaksa menjalani lima pekerjaan sekaligus demi terhindar dari kebangkrutan.
Namun, titik tolak hidupnya terjadi saat ia mengunjungi rumah orang tuanya 14 tahun silam. Saat melihat eksekusi tendangan bebas di sebuah pertandingan sepakbola di televisi, dia mendapat pencerahan.
"Saya mendengar sang komentator pertandingan berkata, 'akankah ada orang yang bisa membuat pagar (pagar betis pemain) tidak bergerak?' Saya terhenyak dan berpikir, 'betul, saya akan mencari cara Heine.
Baru seminggu kemudian ia mulai membuat busa yang bisa menghilang dari campuran minyak sayur, gas butana, dan propana. Heine menemukan sebuah pabrik kosmetik yang membantu dia menyempurnakan formula buatannya. Setelah itu, dia mempatenkan temuan barunya itu.
"Kami harus menemukan sesuatu yang tidak mempengaruhi kesehatan pemain, dan tidak merusak permukaan (lapangan). Maka kami membuat busa dengan bahan dasar minyak sayur. Namun, itu harus cepat hilang pula.
Heine lalu berhasil meyakinkan Federasi Sepakbola Brasil untuk mencobanya dan itu dipakai pertama kali dalam Piala Belo Horizonte tahun 2000. Pada tahun 2012, temuan itu diujicobakan pada 18.000 laga profesional.
Semprotan itu pun disebut dengan nama 9.15 Fair Play. Terbukti, penggunaan semprotan membantu mengurangi waktu tendangan bebas dari 48 detik menjadi hanya 20 detik saja.
Berkat temuan itu, Heine menjadi miliuner. Saat ini, para petinggi di Liga Inggris sedang mempertimbangkan untuk memakai semprotan itu di liga paling kompetitif di dunia tersebut. (Mirror)