Erno Rubik, Ciptakan Permainan Laris dari Kayu dan Karet

Ruben Setiawan Suara.Com
Minggu, 13 Juli 2014 | 09:00 WIB
Erno Rubik, Ciptakan Permainan Laris dari Kayu dan Karet
Ilustrasi seorang lelaki sedang memecahkan teka-teki rubik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 70 tahun yang lalu, seorang penemu bernama Erno Rubik dilahirkan di Budapest, Hongaria.

Dari namanya, langsung bisa diketahui dia adalah penemu kubus Rubik, permainan teka-teki yang cukup populer di dunia. Permainan itu dibuat Erno saat dirinya menjadi seorang profesor arsitektur di Budapest College of Applied Arts di Budapest, Hongaria.

Prototipe pertama Rubik dibuat pada tahun 1974. Permainan itu baru ia patenkan pada tahun 1975. Uniknya, ia mengaku permainan itu awalnya hanya ia buat sebagai "tugas yang bagus" untuk mahasiswanya.

Rubik pertama sangat sederhana, hanya dibuat dari potongan kayu dan karet gelang. Erno membuatnya sedemikian rupa agar potongan-potongan kayu itu tidak berantakan. Semua ia buat dengan tangan, dari memotong kayunya, mengebor lubang-lubangnya, hingga menyatukannya dengan karet gelang.

Ketika menunjukkan kepada mahasiswa di kelasnya, mereka suka. Erno pun berencana memproduksinya secara massal. Sempat mengalami kesulitan, akhirnya Erno menemukan perusahaan pembuat biji catur yang mau memproduksi mainannya. Sebelum berganti nama menjadi Rubik, mainan itu disebut Kubus Ajaib.

Pada tahun 2009, kubus yang dijual di bawah bendera perusahaan Ideal Toy Corp. itu sudah terjual 350 juta unit. Rubik juga menjadi permainan teka-teki terpopuler di dunia. Selain menciptakan Rubik, si profesor juga membuat sejumlah mainan lain. Di antaranya adalah Rubik's Magic, Rubik's Magic: Master Edition, dan Rubik's Snake.

Tampaknya, bakat sang profesor diturunkan dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Erno Rubik Sr. adalah seorang insinyur penerbangan di pabrik pesawat Esztergom. Sementara itu, sang ibu, Magdolna Szanto, merupakan seorang pujangga. Dari sang ayah, Erno mempelajari banyak hal soal proses penciptaan sebuah karya yang memiliki nilai dan punya pengaruh positif. Sementara, jelas sekali bahwa darah seni ia warisi dari sang ibu yang pandai merangkai sajak-sajak indah.

REKOMENDASI

TERKINI