Ini Jadinya Jika Prinsip Aerodinamika Bola Golf Diterapkan Pada Mobil

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 12 Juli 2014 | 15:44 WIB
Ini Jadinya Jika Prinsip Aerodinamika Bola Golf Diterapkan Pada Mobil
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keajaiban aerodinamika pada bola golf bisa memberikan dorongan untuk desain mobil yang hemat bahan bakar di masa depan.
Menurut para ilmuwan AS, perubahan bentuk yang terinspirasi dari materi bola golf bisa menjadi jawaban untuk meningkatkan efisiensi mobil dan mengurangi hambatan.

Ahli Aerodinamis di Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah mengembangkan sebuah teknologi yang mampu mengubah permukaan mobil dari yang semula mulus menjadi berlekuk-lekuk seperti permukaan bola golf, dengan hanya satu sentuhan tombol.

Para ilmuwan mengatakan, jika ini diterapkan pada berbagai panel pada mobil akan efektif meminimalkan hambatan pada kecepatan yang berbeda dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar.

Prinsip yang digunakan sebenarnya bukan hal baru, di mana bola golf dengan permukaannya yang tidak rata mampu melenting dengan kecepatan tinggi. Demikian juga bola sepak yang bertekstur juga bisa melaju lebih cepat. Permukaan berlekuk dipercaya akan mengurangi turbulensi udara.

Hal itu bisa dijelaskan sebagai berikut, permukaan berlekuk akan lebih menyerap aliran udara dan mengurangi turbulensi udara di belakangnya, yang menimbulkan hambatan pada benda tumpul yang bergerak.  Prinsip ini lantas coba diterapkan dalam  industri mobil? Pada kecepatan rendah, permukaan mobil akan dibuat normal, namun pada kecepatan yang lebih tinggi seperti di jalan tol prinsip ini diterapkan untuk efisiensi penggunaan bahan bakar.

"Itu sebabnya penelitian ini dinilai sebagai terobosan besar dan bisa menuai banyak manfaat  di dunia nyata," demikian   para ilmuwan di MIT.

Bahan ini memiliki kulit luar kaku yang meliputi interior yang lembut. Ketika tekanan dalam diturunkan, kulit luar menyusut, menciptakan permukaan berlekuk. "Ini adalah prinsip yang sama yang melihat plum mulus berubah menjadi plum berkerut," ujar Pedro Reis, asisten profesor teknik mesin dan teknik sipil dan lingkungan di MIT yang terlibat dalam penelitian tersbut.

Menurutnya kelenturan untuk berubah bentuk inilah yang penting dalam penelitian ini. "Anda dapat mengubah efek pengurangan hambatan dan menyesuaikannya dengan medan yang dihadapi," katanya. (autoexpress.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI