Suara.com - Untuk memulai usaha layanan jasa berbasis internet atau startsup, harus dikenali dulu khalayak mana yang akan menjadi target bisnis. Mengenali khalayak nantinya akan berfungsi sebagai tolak ukur pembuatan sebuah aplikasi yang bisa diterima masyarakat.
Pendiri Jakarta Founder Institute, Andy Zain mengatakan, dengan mengetahui soal kebiasaan pengguna internet di Indonesia, para pencipta aplikasi bisa membuat aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan.
"Percuma kalau membuat aplikasi yang canggih tapi tidak masuk ke masyarakat," kata Andy di Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Dia menyebut bahwa khalayak internet di Indonesia lebih banyak menggunakan smartphone (telepon pintar) dibandingkan dengan komputer, laptop, atau notebook.
"Bahkan pertumbuhan smartphone di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan laptop atau komputer," ujar Andy.
Selain itu, smartphone yang lebih banyak digunakan adalah yang dijual dengan harga di bawah Rp600.000.
"Jadi pastikan saat membuat aplikasi, bisa diunduh oleh pengguna smartphone tersebut," pungkas dia.
Jakarta Founder Institute sendiri adalah sebuah wadah untuk mengembangkan startup-startup lokal Indonesia. Lembaga itu masih berafiliasi dengan Founder Institute, sebuah wadah pelatihan pengusaha di bidang teknologi digital di Amerika Serikat, yang misinya ingin menularkan kreativitas Silicon Valley ke seluruh dunia.