Fortinet Identifikasi 3 Modus Penipuan Online Jelang Piala Dunia

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 11 Juni 2014 | 15:34 WIB
Fortinet Identifikasi 3 Modus Penipuan Online Jelang Piala Dunia
Ilustrasi virus komputer (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sehari jelang perhelatan Piala Dunia 2014, Fortinet, sebuah perusahaan bidang keamanan jaringan internet mengidentifikasi tiga penipuan online yang berpotensi menyerang para pengguna internet.

Guillaume Lovet, senior manager FortiGuard Labs Threat Response Team, Fortinet, memprediksi munculnya modus penipuan dan serangan internet dalam jumlah besar dari komunitas penjahat siber global selama sebulan penyelenggaraan Piala Dunia.

Modus pertama yang ditemukan Lovet adalah penipuan via "email-email liar". Biasanya korban akan menerima email spam berisi pengumuman bahwa mereka memenangkan undian berhadiah dua tiket untuk menonton final Piala Dunia atau bahwa mereka memperoleh akses gratis untuk menonton pertandingan langsung lewat situs tertentu.

"Sebaiknya Anda waspada. Dengan mengklik email tersebut, Anda akan digiring menuju website yang sudah terinfeksi yang kemudian akan otomatis menanamkan malware ke dalam komputer Anda," wanti-wanti Fortinet dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Malware tersebut dapat digunakan sebagai keylogger yang akan menyusup ke semua data pribadi seperti password atau data pribadi lainnya. Keylogger ini juga mampu menanamkan jenis malware lainnya seperti aplikasi palsu anti virus atau bahkan mengubah komputer Anda menjadi spam generator.

Modus lain adalah penawaran tiket online dengan harga miring. Biasanya model penipuan ini menyasar informasi kartu kredit Anda atau informasi berharga lainnya.

Phising dan pencurian identitas, adalah modus ketiga. Pengguna internet akan menerima email dari bank atau Paypal yang menjelaskan bahwa ada dua tiket final Piala Dunia yang sedang diproses pembeliannya, padahal si pengguna internet tersebut tidak pernah melakukan transaksi terkait.

"Untuk membatalkan transaksi, pengguna internet diminta untuk mengklik tautan ke sebuah formulir yang harus dilengkapi dengan detail data bank mereka," jelas Fortinet lebih lanjut, sambil menganjurkan agar sebaiknya email seperti itu diabaikan saja.

"Ingatlah, bank tidak akan pernah menanyakan ID perbankan nasabah mereka melalui email. Apabila user memberikan informasi tersebut, maka rekening mereka bisa dikuras habis oleh para scammer," tutup Lovet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI