Suara.com - Sebuah malware jenis baru ditemukan di perangkat Android. Malware tersebut mampu "menyandera" foto, video, dan dokumen di ponsel yang pada akhirnya akan digunakan untuk meminta tebusan dari si pemilik ponsel.
Seperti dilansir Ars Technica, malware itu pertama kali ditemukan oleh Robert Lipovsky dari perusahaan pembuat antivirus Eset. Menurut Lipovsky, malware itu dinamakan SimpleShocker. Cara kerjanya, malware ini mengunci ponsel pengguna, sekaligus foto, video dan data-data lainnya sehingga tidak bisa diakses pengguna.
Kemudian, muncul pemberitahuan bahwa ponsel baru bisa dibuka jika pengguna membayarkan sejumlah uang. Saat ini, malware tersebut menargetkan para pengguna Android di Eropa bagian timur.
Para peretas yang menggunakan senjata malware tersebut meminta uang tebusan sebesar 21 Dolar atau setara dengan Rp250 ribu jika pengguna ingin kunci ponselnya dibuka. Setelah pembayaran dilakukan secara online, ponsel pun akan bisa digunakan kembali dalam waktu 24 jam. Dalam melakukan aksinya, para peretas menakut-nakuti pengguna dengan tuduhan palsu. Pada pesan yang muncul sesaat setelah ponsel terkunci, tertulis bahwa ponsel dikunci karena pengguna mengakses situs porno, atau mengunduh perangkat lunak ilegal.
Malware tersebut bisa dihapus dengan cara me-restart ponsel. Data-data yang dienkripsi oleh malware itu mungkin hilang, namun masih bisa diselamatkan dengan menngakali kunci AES yang tersimpan di dalam malware tersebut.
Kabar soal keberadaan malware tersebut muncul setelah banyaknya laporan pengguna Apple di Australia yang mengaku iPhone, iPad, serta Mac-nya dibajak. Mereka diminta membayar sebesar 50 Dolar atau sekitar Rp600 ribu lewat akun PayPal jika ingin perangkatnya kembali normal. Namun, belum diketahui apakah pembajakan di Australia dan di Eropa bagian timur didalangi pelaku yang sama. (Mashable)