Suara.com - Tepat pada hari ini, 59 tahun yang lalu, Tim Berners-Lee, seorang ahli pemrograman komputer dilahirkan di London, Inggris. Sekarang, mungkin tak banyak yang tahu siapa dirinya, meski sebenarnya, tanpa mereka sadari mereka, dan bahkan Anda, menggunakan hasil karyanya.
Ya, Lee adalah pencipta World Wide Web (WWW), jaringan internet yang berkembang dengan pesat dewasa ini. Dengan adanya World Wide Web-lah, orang-orang seperti Mark Zuckerberg atau Larry Page bisa menciptakan Facebook dan Google yang populer di segala penjuru dunia.
Sebelum tahun 1989, internet hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu dan tidak bisa digunakan untuk berbagi informasi secara luas. Sampai akhirnya Lee, yang ketika itu bekerja sebagai ilmuwan di pusat Organisasi Penelitian Nuklir Eropa (CERN), menyadari keterbatasan itu.
Sebagai peneliti, dirinya kesulitan mencari data-data penunjang penelitian yang luar biasa banyaknya. Pun, ia kesulitan berbagi informasi dengan para peneliti lainnya karena hanya mengandalkan e-mail.
Lalu, berbekal hasil studi insinyur Amerika Serikat, Vannevar Bush dan si pencipta mouse komputer, Douglas Engelbart, Tim Berners mulai membangun impiannya.
Berners mengawali pekerjaannya dengan membuat infrastruktur. Ia merancang HyperText Transfer Protocol (HTTP) yang berfungsi mengatur bagaimana informasi bisa dipindahkan dari satu komputer ke komputer lainnya. Lelaki itu pula yang membuat Hyper Text Markup Languange (HTML), dasar dari halaman website. Berners juga yang membuat browser web pertama yang dinamakan WorldWideWeb.
Kendati diakui sebagai penemu World Wide Web, Berners Lee tidak seberuntung Bill Gates yang kaya raya lewat Microsoft. Kehidupannya tidak bergelimang harta. Pasalnya, lulusan Massachussets Institute of Technology (MIT) itu tak pernah mempatenkan temuannya. Hal itu ia lakukan agar World Wide Web tetap bisa diakses oleh siapapun.
Atas temuannya yang mengubah wajah teknologi dunia, Berners Lee dimasukkan ke dalam daftar 100 Pemikir Terbaik Dunia versi majalah Time. Dengan World Wide Web, lelaki penyandang gelar kehormatan Sir itu mengubah cara orang berbisnis, mencari hiburan, berbagi berita dan ide, serta mendidik orang lain.