Suara.com - Tiga orang perempuan muda mengguncang situs media sosial Instagram dengan pose topless mereka. Tidak sekedar berpose tanpa penutup dada, pose menantang itu mereka lakukan di berbagai tempat yang mereka kunjungi di Eropa dan Amerika Serikat.
Olivia Edginton, Lydia Buckler dan Ingvild Olsen, demikian nama ketiga perempuan muda itu. Mereka tinggal bersama di Greenwich dan belajar di sekolah yang sama, yakni sekolah seni dan tari Trinity Laban Conservatoire.
Kegemaran mereka berfoto topless bermula saat mereka berkunjung ke kampung halaman Ingvild di Brumunddal, Norwegia. Di tepian Danau Mjosa, mereka melepaskan pakaian dan merasa begitu dekat dengan alam. Sejak saat itulah mereka memulai kegiatan mereka yang mereka beri nama "The Topless Tour".
Mereka berkunjung dari satu tempat ke tempat lainnya. Di setiap tempat, mereka kembali berpose topless dan mempostingnya di Instagram. Yang unik, meski tanpa penutup dada, mereka mengambil foto mereka dari belakang. Jadi yang nampak hanyalah punggung mereka saja.
Menurut pengakuan mereka, apa yang mereka lakukan bukanlah untuk mengejar sensasi. Kegiatan itu bertujuan untuk meluapkan emosi dan perasaan saat berada di tempat indah yang mereka datangi. Melalui pose mereka, ketiganya ingin berbagi pengalaman dengan pengguna Instagram lainnya.
Tak dinyana, aksi mereka diikuti banyak netizen di Instagram dan Facebook. Setiap harinya, laman Facebook mereka dibanjiri puluhan foto serupa dari orang-orang di seluruh dunia. Semua meniru pose topless yang dilakukan ketiga sahabat karib itu.
Setelah puas ber-topless ria di Oslo, Manchester, Berlin, London, dan New York, mereka kini berencana untuk berkunjung ke Italia, Kroasia dan Swedia.
Tentunya, hal ini sangatlah tidak sesuai dengan budaya ketimuran yang masih kental di negeri kita. Melakukan hal yang mereka lakukan sudah dapat dipastikan akan banyak menuai protes dan bahkan cibiran dari masyarakat kita. (Dailymail)