Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris, Senin (28/4/2014), menganjurkan pada warganya untuk tidak menggunakan Internet Explorer ketika sedang berselancar di internet, sampai Microsoft menutup celah keamanan pada browser-nya itu.
Tim komputer departemen dalam negeri AS mengatakan bahwa celah keamanan pada Internet Explorer edisi 6 sampai 11 bisa menyebabkan seseorang diretas. Anjuran yang sama juga dikeluarkan oleh tim tanggap darurat komputer nasional Inggris dan mereka juga meminta warganya untuk sementara menggunakan browser lain.
Menurut perusahaan riset NetMarketShare, Internet Explorer versi 6 sampai 11 merupakan browser yang paling banyak digunakan didunia. Sekitar 55 persen komputer di dunia menggunakan browser bikinan Microsoft itu.
Sementara menurut Boldizsa Bencsath, profesor keamanan sistem dan kriptografi komputer dari Hongaria, sebaiknya saat ini para pengguna komputer menggunakan browser Chrome dari Google atau Firefox dari Mozilla.
Sebelumnya dikabarkan bahwa telah ditemukan celah keamanan pada Internet Explorer dan perusahaan keamanan internet, FireEye Inc mengaku telah menemukan sebuah kelompok peretas yang tengah berusaha mengambil untung dari celah itu dengan meretas komputer para pengguna browser tersebut. Mereka bergerak dalam apa yang dinamakan "Operation Clandestine Fox".