Suara.com - Microsoft sudah merampungkan proses pembelian divisi telepon seluler Nokia pekan lalu, setelah mengumumkan akan mengakusisi merek yang pernah menjadi raksasa ponsel dunia itu dengan harga 5,44 miliar euro atau sekitar Rp87 triliun pada September 2013.
Tetapi yang kini menjadi pertanyaan adalah, nama merek apa yang dipakai Microsoft untuk ponsel-ponselnya kelak?
Microsoft sebelumnya sudah mengumumkan - setidaknya kepada sejumlah vendor penyedia komponen yang sebelumnya bermitra dengan Nokia - bahwa kini semua tagihan harus dialamatkan kepada Microsoft Mobile Oy, dan bukan lagi Nokia Oyj (Nokia tidak lagi memproduksi ponsel).
Tetapi setelah mengubah nama menjadi Microsoft Mobile, Microsoft tampaknya tidak akan menggunakan nama yang sama untuk ponsel-ponsel bikinannya kelak. Sebabnya, Microsoft juga sudah membeli lisensi nama "Nokia" selama 10 tahun, sebagai bagian dari proses akusisi.
Itu artinya Microsoft masih bisa terus menjual model-model Nokia Lumia atau Asha, tanpa perlu mengganti nama ponsel-ponsel itu.
Nama Lumia bisa menjadi salah satu pilihan utama Microsoft, mengingat ponsel-ponsel itu identik dengan sistem operasi Windows Phone yang diproduksi Microsoft. Tetapi Microsoft tampaknya akan mengganti kebiasaan Nokia yang memberi kode angka di belakang nama. Misalnya mengganti Nokia Lumia 635 menjadi Nokia Lumia Monarch.
Tetapi ada kemunngkinan lain. Jangan lupa nama "Surface", merek yang digunakan Microsoft untuk tablet-tabletnya. Apalagi pada September lalu sempat beredar kabar bahwa Microsoft berencana membuat ponsel pintar dengan nama Surface Phone. (Phone Arena)