Studi: Punya "Gadget" Canggih Bisa Dongkrak Karir

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 26 April 2014 | 22:18 WIB
Studi: Punya "Gadget" Canggih Bisa Dongkrak Karir
Pegawai dan gadget canggihnya. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa gadget canggih bisa meningkatkan citra seseorang di tempat kerja.

Studi tersebut mengklaim, kalangan profesional yang ingin memberikan kesan "pemimpin" pada dirinya, harus memiliki gadget dengan teknologi termutakhir. Menurut studi tersebut, kepemilikan gadget berteknologi canggih dinilai sebagai manifestasi sikap inovatif.

Dalam studi tersebut, para peneliti merekam wawancara dengan sejumlah aktor. Satu aktor berperan sebagai pegawai yang membuat catatan penting di sebuah kalender konvensional. Sementara aktor lainnya menulis catatan pada sebuah kalender elektronik.

Setelah menunjukkan hasil wawancara tersebut kepada sejumlah responden, para peneliti menemukan fakta menarik. Para responden menilai aktor yang memakai kalender elektronik sebagai orang yang punya wewenang lebih tinggi dibanding aktor yang hanya mencatat di kalender konvensional.

Dalam eksperimen lain, para peneliti meminta responden untuk membaca sejumlah resume yang serupa. Resume-resume tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menunjukkan bahwa ada pemilik resume yang "melek" teknologi dan ada pula yang tidak. Lagi-lagi, mereka yang lebih mengerti teknologi lebih dipilih responden.

Para peneliti juga menemukan fakta bahwa perempuan yang menggunakan gadget-gadget canggih memiliki nilai tawar lebih tinggi daripada para lelaki, yang juga menggunakan gadget.

Meski demikian, kemampuan sesungguhnya untuk mengoperasikan perangkat canggih tidaklah terlalu penting. Biasanya, selama si orang tersebut terlihat kompeten, dia akan dianggap punya kemampuan lebih dibanding lainnya. Demikian diterangkan Steve Hoeffler, seorang profesor di Universitas Vanderbilt yang melakukan studi tersebut.

"Kepemilikan menyumbang 90 persen pada penampilan, sementara kemampuan untuk menggunakannya hanya memberikan pengaruh 10 persen saja," kata Steve.

Studi tersebut dilakukan atas kerja sama dengan Stacy Wood, seorang profesor bidang pemasaran di North Carolina State University. Studi dimuat dalam The Journal of Product Innovation Management. Artikel mengenai studi tersebut dipublikasikan di BusinessNewsDaily. (Mashable)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI