Suara.com - Sebuah bongkahan es besar mengapung di laut lepas. Bongkahan es itu terlepas dari gletser Antartika, Kutub Selatan. Saking besarnya, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun langsung menaruh perhatian. NASA memantau pergerakan bongkahan es itu.
Bongkahan es itu dinamakan B31. Luasnya mencapai 660 kilometer persegi, hampir seluas wilayah DKI Jakarta yang memiliki luas 740 kilometer persegi. Tak hanya luasnya yang menjadi perhatian. Ketebalannya yang mencapai 480 meter, juga membuat para peneliti menaruh perhatian pada bongkahan es itu.
"Bongkahan es itu cukup besar sehingga patut dipantau," kata ahli gletser NASA, Kelly Brunt.
Menurut Brunt, bongkahan es itu terlepas dari Gletser Pine Island di Antartika pada bulan November tahun lalu. Kendati demikian, saat ini bongkahan es itu tidak berada di lokasi yang membahayakan bagi pelayaran kapal.
"Lokasi bongkahan es tidak berada di wilayah yang dilintasi kapal. Tidak banyak lalu lintas kapal di sana. Kami tidak mengkhawatirkan jalur pelayaran kapal. Kami tahu keberadaan semua (bongkahan es) besar," kata Brunt.
Namun, jelang kedatangan musim dingin di wilayah tersebut, akan makin sulit untuk melacak pergerakan bongkahan es tersebut.
Keretakan Gletser Pine Island sudah terdeteksi sejak tahun 2011 sampai akhirnya melepaskan bongkahan es berukuran besar itu. Sementara itu, Gletser Pine Island sendiri sudah dipantau sejak dua dekade terakhir karena terus menipis dengan cepat. Diduga, penipisan lapisan gletser berkontribusi pada peningkatan permukaan air laut.
Menurut seorang peneliti di Universitas Southampton, Robert Mars, bongkahan es seluas B31 butuh waktu sekitar satu tahun untuk mencair seluruhnya. B31 belum apa-apa. Bongkahan es terbesar yang pernah ditemukan adalah B15, yang memiliki luas hingga 11.000 km persegi atau seluas negara Jamaika. (Mirror)