Suara.com - Blackberry mempertimbangkan untuk berhenti memproduksi telepon seluler pintar jika terus merugi, demikian dikatakan pemimpin eksekutifnya, John Chen, Rabu (9/4/2014).
"Jika saya tidak bisa menghasilkan uang dari handset, saya tidak akan bertahan di bisnis handset," kata Chen dalam wawancara dengan Reuters.
Meski demikian dia tidak menjelaskan rencana itu lebih jauh, hanya mengatakan bahwa Blackberry akan tetap bisa menghasilkan uang dari bisnis gadget selama masih bisa menjual 10 juta unit setiap tahun.
Pada puncak masa jayanya, yakni di 2011, Blackberry bisa menjual 52,3 juta unit ponsel pintar. Sementara di kuartal terakhir perusahaan asal Kanada itu hanya meraup kurang dari 2 juta dollar atau sekitar Rp22,71 miliar.
Chen yang menduduki kursi tertinggi di Blackberry pada November 2013 mengatakan bahwa perusahaanya akan melihat peluang investasi di industri lain seperti kesehatan dan keuangan, yang membutuhkan keamanan komunikasi tingkat tinggi. (Reuters)