Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat, lewat USAID, berencana menciptakan krisis politik di Kuba dengan membuat sebuah layanan media sosial berbasis pesan pendek, demikian hasil investigasi kantor berita Associated Press Rabu (2/4/2014).
"ZunZuneo", nama media sosial itu pertama kali diluncurkan pada 2009 dan menghilang secara misterius pada 2012, diharapkan bisa menjadi pemicu konflik politik di Kuba, sama seperti "musim semi Arab" di Timur Tengah. ZunZuneo diambil dari bahasa slang di Kuba yang berarti kicauan burung kolibri.
Dalam upayanya itu pemerintah AS menggunakan perusahaan rahasia dan menyalurkan uang untuk membiayai proyek itu via bank-bank asing. Pesan pendek berbasis telepon seluler dijadikan alat, karena mereka ingin menghindari pengawasan ketat pemerintah Kuba di dunia maya.
Proyek itu mempunyai dua tahap kerja, yang pertama membangun kelompok pengguna yang terdiri dari anak-anak muda. Kedua menggerakan anak-anak muda itu untuk menciptakan krisis politik. Data dan informasi para pengguna juga akan disimpan dan digunakan untuk kebutuhan politik di kemudian hari.
Uniknya proyek itu tidak dijalankan oleh badan intelijen AS seperti CIA atau NSA, tetapi oleh USAID (U.S. Agency for International Development) yang dikenal sebagai badan pemberi bantuan kemanusiaan AS.
Untuk menjalankan proyek itu USAID mengumpulkan pakar-pakar teknologi dari Costa Rika, Nikaragua, Washington, dan Denver. Mereka juga merekrut seorang direktur yang sama sekali tidak sadar bahwa perusahaanya didalangi oleh pemerintah US.
Dalam dokumen yang diperoleh AP dan hasil sejumlah wawancara dengan mereka yang terlibat di dalamnya dijelaskan bahwa proyek itu bergerak dalam dua langkah.
Pertama ZunZuneo akan menyediakan konten-konten biasa dan tidak politis seperti berita olahraga, sepak bola, cuaca, dan musik. Ketika jumlah penggunanya sudah mencapai angka tertentu, media sosial itu mulai mengeluarkan berita-berita politik dengan harapan bisa menginspirasi kaum muda, yang akan melahirkan "musim semi Kuba" - serupa dengan yang terjadi di Timur Tengah.
Pada masa jayanya ZunZuneo, yang diluncurkan pada 2009, memiliki lebih dari 40.000 pengguna di Kuba. Media sosial itu digunakan untuk berbagi informasi, berita, dan digunakan untuk menyampaikan pendapat secara bebas.
Tetapi lama-kelamaan pemerintah Kuba mulai mengendus ketidakwajaran dalam media sosial itu. USAID mengakui bahwa pada September 2012, ZunZuneo ditutup dan menghilang dari jagat maya. Adapun pemerintah komunis Kuba tetap memerintah di negara kepulauan itu. (New York Post)