Jejak Kanker Ditemukan Pada Kerangka Berusia 3.200 Tahun

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 18 Maret 2014 | 14:32 WIB
Jejak Kanker Ditemukan Pada Kerangka Berusia 3.200 Tahun
Ilustrasi kerangka. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para arkeolog Inggris menemukan sebuah kerangka manusia penderita kanker metastatis berusia 3.200 tahun. Dengan penemuan tersebut, para ahli berharap bisa menemukan petunjuk lebih dalam mengenai penyakit mematikan tersebut.

Para peneliti dari Universitas Durham dan British Museum menemukan bukti adanya tumor yang tumbuh dan menyebar ke seluruh tubuh dalam kerangka tersebut. Kerangka itu ditemukan di dalam sebuah makam di Sudan pada tahun 2013.

Setelah melakukan pemeriksaan dengan radiografi dan mikroskop electron, para ahli mendapat gambaran luka di tulang. Luka tersebut menunjukkan bahwa kanker telah menjalar dan menimbulkan tumor di tulang selangka, tulang belikat, tulang lengan atas, tulang belakang, rusuk, pinggang hingga paha.

Michaela Binder, mahasiswa Ph.D di Universitas Durham yang bertindak sebagai kepala peneliti mengungkap bahwa penemuan semacam ini bisa membantu para ahli mempelajari evolusi penyakit.

"Pelajaran yang bisa diambil dari temuan arkeologi semacam ini dapat membantu kita memahami evolusi dan sejarah penyakit modern," kata Binder.

"Menurut analisa kami, luka kecil yang ada di tulang hanya bisa terbentuk oleh adanya kanker," lanjutnya.

Meski menjadi salah satu penyebab kasus kematian terbesar dewasa ini, jejak kanker jarang sekali ditemukan di temuan-temuan arkeologi, dibanding penyakit lain.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE pada Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan tersebut menunjukkan bahwa kanker bukanlah penyakit baru. Penyakit tersebut sudah ada di Lembah Sungai Nil di zaman kuno.

Kerangka itu sendiri diperkirakan berasal dari tahun 1200 SM. Kerangka itu merupakan kerangka seorang laki-laki berusia antara 25 hingga 35 tahun. Kerangka ditemukan di Amara, sebuah tempat di Sudan bagian utara, di tepian sungai Nil.

Para peneliti hanya bisa berspekulasi mengenai penyebab munculnya kanker pada laki-laki tersebut. Bisa jadi akibat asap pembakaran kayu, faktor genetik, atau penyakit infeksius akibat parasit. (Reuters/NBC News)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI