Suara.com - Masalah kembali menimpa Dreamliner, pesawat buatan Boeing. Jumat lalu, Boeing mengungkapkan ada kerusakan di bagian sayap dari pesawat 787 Dreamliners yang tengah dalam proses pembuatan.
Kerusakan itu pertama kali diberitahukan oleh rekanan Boeing yaitu Mitsubishi Heavy Industries. Boeing memastikan kerusakan itu tidak terjadi pada pesawat Dreamliner yang sudah dijual di pasar.
Namun demikian, Boeing juga memastikan akan memeriksa 40 pesawat 787 Dreamliner yang berpotensi terkena dampak dari masalah tersebut. Ini bukan kali pertama pesawat buatan Dreamliner mengalami masalah. Boeing menyatakan, kerusakan itu membuat sejumlah pesanan akan terlambat selesai.
Ini bukan kali pertama Boeing mengalami masalah dengan pesawat Dreamliner yang diproduksinya. Tahun lalu, armada Boeing 787 Dreamliner dikandangkan mulai Januari hingga Mei 2013 karena mengalami masalah dengan baterai. Dua perusahaan Jepang, All Nipon Airways dan Japan Airlines memutuskan untuk mengandangkan pesawat 787 Dreamliner dengan pertimbangan keselamatan penumpang.
Bukan hanya maskapai Jepang, Qatar Airways juga sempat melarang terbang Boeing 787 Dreamliner selama beberapa hari karena mengalami kerusakan pada sistem pada panel listrik. Padahal, Boeing selama ini mengklaim pesawat 787 Dreamliners menggunakan teknologi tercanggih.
Masalah yang dialami Boeing dengan 787 Dreamliner berbanding terbalik dengan rival utamanya yaitu Airbus. Produk terbaru Airbus yaitu A380 bisa beroperasi dengan sukses tanpa banyak mengalami kendala.
Boeing Commercial Airplanes membuat 787 Dreamliner pertama kali pada 2004. Ketika itu, manajemen perusahaan mengungkapkan, 787 Dreamliner akan menjadi pesawat yang superefisien. Tim yang membuat pesawat ini juga bukan semabarangan. Boeing mempekerjakan tim internasional yang terdiri dari perusahaan penerbangan top di dunia. Proses pembuatan dilakukan di dekat Seattle, Amerika Serikat.
787-8 Dreamliner bisa membawa 242 penumpang dengan daya tempuh 14.500 km sedangkan 787-9 Dreamliner yang mempunyai badan lebih panjang bisa membawa 280 penumpang dengan jarak yang bisa ditempuh 15.200 km. Pada Juni 2013, Boeing meluncurkan 787-10 yang bisa mengangkut 323 penumpang.
Pesawat dengan tipe 787 itu juga irit bahan bakar sehingga dinilai lebih ramah lingkungan. Pesawat itu lebih irit avtur 20 persen dibandingkan pesawat dengan pesawat lain ukuran yang sama. Kelebihan lainnya, 787 bisa mengangkut kargo lebih banyak, 20-45 persen lebih banyak dari pesawat ukuran sama.
Dari sisi penumpang, penumpang dibuat nyaman dengan interior yang mempunyai kelembaban udara lebih tinggi. Selain itu, 787 Dreamliner juga menggunakan teknologi yang canggih. Pada bagian jantung 787 dirancang dengan sistem arsitektur yang modern sehingga lebih simple, fungsional dan efisien dibandingkan dengan pesawat lain. Contohnya, sistem pengawasan kesehatan onboard yang memungkinkan pesawat melakukan monitor sendiri dan melaporkannya ke sistem komputer.
Teknologi mesin yang lebih maju merupakan kontributor terbesar dari efisiensi bahan bakar 787 Dreamliner. 787 menampilkan mesin baru dari General Electric dan Rolls-Royce yang mewakili lompatan hampir dua generasi di masa depan. Perusahaan Jepang All-Nippon Airways menjadi pembeli pertama Boeing 787 Dreamliner. 60 pelanggan dari enam benua sudah memesan lebih dari 1.000 unit 787 Dreamliner dengan nilai 240 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp2600 triliun.
Penerbangan pertama Boeing 787 Dreamliner dilakukan pada 15 Desember 2009 yang disusul dengan sertifikasi pada Agustus 2011. Pada 17 September 2013, 787-9 juga sudah mengudara dalam penerbangan inagurasi selama lima jam. Rencananya, Boeing 787-10 akan diluncurkan pada 2018 dan sudah diperkenalkan ke pasar pada Juni 2013. Sudah ada 102 pesanan untuk pesawat produksi terbaru Boeing tersebut.
Kemarin, pesawat Boeing 777-200 Dreamliner milik pesawat Malaysia Airlines dengan rute penerbangan Kuala Lumpur-Beijing hilang ketika memasuki wilayah udara Vietnam. Belum ada informasi jelas apakah pesawat tersebut jatuh atau mendarat darurat di sebuah tempat terpencil. Yang pasti, reputasi Boeing sebagai perusahaan pembuat pesawat terbang terbaik di dunia tengah dipertaruhkan. (Dari berbagai sumber)