Badan intelijen Inggris, Government Communication Headquarter (GCHQ) dikabarkan telah mengintai jutaan gambar webcam para pengguna Yahoo. Berdasarkan sebuah dokumen yang diungkap oleh Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), pengintaian tersebut dilakukan untuk program pengumpulan data bersandi operasi Optic Nerve.
Seperti dilansir Mashable, mengutip The Guardian, dengan bantuan NSA, GCHQ mengumpulkan gambar webcam dari 1,8 juta pengguna Yahoo dalam jangka waktu lebih dari enam bulan. Hal tersebut dilakukan dengan cara menyadap kabel fiber optic yang menjadi sarana lalu lintas pertukaran informasi elektronik. Program tersebut diuji coba pertama kali pada tahun 2008, namun masih aktif hingga tahun 2012.
Data tersebut juga menyebutkan, 3 hingga 11 persen gambar yang dikumpulkan mengandung konten pornografi.
"Sayangnya, terungkap bahwa sejumlah besar orang menggunakan percakapan via webcam untuk menunjukkan bagian intim tubuh mereka kepada orang lain," bunyi petikan dokumen tersebut.
Program Optic Nerve digunakan untuk mengawasi pengguna yang menjadi target GCHQ, juga untuk mencari target baru. Program pengintaian ini juga dimanfaatkan sebagai eksperimen untuk mengembangkan teknologi pemindai wajah. Para analis di badan intelijen Inggris tersebut juga bisa mengumpulkan dan memantau gambar pengguna Yahoo dengan nickname serupa dan mengenali target mereka. Tujuan akhirnya adalah untuk menangkap teroris yang menggunakan identitas ganda, atau serupa.
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah mungkin GCHQ mampu meretas komputer pengguna. Beberapa ahli mengungkap bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi, pasalnya Yahoo tidak mengenkripsi sinyal webcam-nya.
Mengomentari hal ini, juru bicara Yahoo mengatakan bahwa penyadapan ini merupakan pelanggaran terhadap privasi yang sama sekali tidak bisa diterima. Pihaknya berencana mengenkripsi semua layanan mereka, termasuk Yahoo Messenger pada akhir kuartal pertama tahun ini, atau tepatnya tanggal 31 Maret 2014. Sementara enkripsi seluruh layanan dan pusat data baru akan terealisasi bulan November mendatang.
Ketika dimintai konfirmasi, GCHQ hanya mengatakan bahwa semua aktivitas mereka telah sesuai dengan undang-undang yang ada.
"Semua pekerjaan GCHQ dilaksanakan sesuai dengan undang-undang ketat dan rangka kebijakan yang menjamin bahwa aktivitas kami diizinkan, perlu dan proporsional, dan bahwa ada pengawasan dari menteri luar negeri, komisi dinas intelijen, dan Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen," tulis GCHQ dalam suatu pernyataan seperti dikutip Mashable. (Mashable)