Meski Google Plus Sepi, Google Tetap Diuntungkan

admin Suara.Com
Selasa, 18 Februari 2014 | 17:06 WIB
Meski Google Plus Sepi, Google Tetap Diuntungkan
Logo Google Plus. (Foto: Internet)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Google Plus, jejaring sosial milik Google, bagi sebagian orang bisa dikatakan ibarat "kota hantu". Sebab nyatanya, apakah itu hendak menuliskan status liburan, atau sekadar ingin melihat foto bayinya teman, pengguna dunia maya tampaknya masih akan lebih memilih Facebook.

Toh, Google tidak khawatir soal itu. Meski disadari bahwa Google Plus tak akan bisa bersaing dengan Facebook, produk ini penting artinya bagi masa depan Google. Ia adalah semacam lensa yang membuat perusahaan itu mampu memandang lebih luas ke kehidupan digital orang --dalam hal ini terutama penggunanya.

Google Plus juga sebenarnya adalah semacam alat untuk menggali informasi personal yang lebih kaya, yang bisa dipakai untuk kegunaan iklan. Sejumlah analis bahkan meyakini bahwa Google (melalui Plus) bisa memahami lebih jauh aktivitas sosial pengguna internet ketimbang Facebook.

Bagaimana itu bisa terjadi? Kuncinya satu, yaitu ketika Anda mendaftar di Google Plus, maka itu sekaligus menjadi akun Anda untuk semua produk Google, mulai dari Gmail, YouTube, hingga Google Maps. Jadi, Google akan secara lebih jelas melihat siapa Anda, serta apa yang Anda kerjakan di berbagai layanannya, bahkan meski Anda tak pernah kembali lagi (login) ke Google Plus.

Sebelum Google merilis Plus, perusahaan itu bisa saja tak tahu bahwa Anda adalah orang yang sama saat melakukan pencarian, menyimak video, atau menggunakan layanan Maps. Tapi dengan akun Google Plus, perusahaan itu bisa menyimpan database dari berbagai kegiatan Anda di internet. Untuk diketahui, menurut pihak Google Plus pula, saat ini mereka punya 540 juta pengguna aktif bulanan --kendati hampir separuh tak lagi mengunjungi jejaring sosial itu.

"Google Plus memberi Anda kesempatan untuk menjadi diri sendiri, serta memberi Google pemahaman umum tentang siapa Anda," jelas Bradley Horowitz, Wakil Presiden bidang Manajemen Produk di Google Plus.

Nilai Plus bagi Google terutama tercatat meningkat sepanjang tahun lalu, di saat iklan pencarian sebagai sumber pendapatan utama perusahaan itu mulai berkurang hasilnya. Pada saat itulah, iklan berdasarkan jenis informasi yang ditarik dari apa yang dibicarakan, dikerjakan dan di-share orang di internet --tidak sekadar apa yang mereka ketik di mesin pencari-- menjadi jauh lebih penting.

Para pengiklan di Google selama ini sudah mengarahkan iklan-iklannya berdasarkan asumsi pada berbagai kategori, seperti misalnya perempuan yang suka menonton olahraga. Kini, iklan dapat lebih spesifik lagi diarahkan pada segmen tertentu, ketika katakanlah pengiklan tahu penggunanya adalah perempuan yang suka sepakbola, yang ternyata adalah juga seorang ibu penyuka film-film thriller serta tengah berencana membeli rumah.

"Database berdasarkan pemahaman itu bisa menjadi sumber amat penting bagi pemasangan iklan produk yang lebih efektif," papar Nate Elliott, seorang analis di Forrester yang mempelajari media sosial dan pemasaran.

Pihak Google sendiri mengungkapkan bahwa informasi tentang orang-orang yang didapatnya dari Google Plus, membantu menciptakan produk-produk yang lebih baik. Antara lain seperti mengirimkan traffic update ke ponsel-ponsel, atau untuk mengetahui apakah pencarian dengan kata kunci "Hillary" mengarah pada anggota keluarga tertentu ataukah memang sang mantan Menlu AS. Tentu saja juga, untuk menciptakan iklan-iklan yang lebih baik lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI