Ilmuwan Australia Temukan Bintang Tertua di Semesta

admin Suara.Com
Rabu, 12 Februari 2014 | 12:56 WIB
Ilmuwan Australia Temukan Bintang Tertua di Semesta
Lokasi bintang tertua. (Foto: Australian National University)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para pakar astronomi dari Australian National University (ANU) diklaim telah menemukan bintang tertua yang bisa dikenali, yang jaraknya diperkirakan sekitar 6.000 tahun cahaya dari bumi. Para ilmuwan tersebut meyakini bintang tua itu terbentuk sekitar 13,7 miliar tahun lalu, tak lama setelah peristiwa Big Bang.

"Inilah pertama kalinya kami bisa mengatakan tanpa ragu bahwa kami telah menemukan 'sidik jari kimiawi' dari sebuah bintang pertama," ungkap kepala peneliti, Dr Stefan Keller, yang merupakan astronom di Research School of Astronomy and Astrophysics di ANU, melalui pernyataan tertulisnya.

Disebutkan, tim peneliti di Observatorium Siding Spring yang merupakan bagian dari Research School tersebut, pertama kali melihat bintang itu --yang diberi nama SMSS J031300.36-670839.3-- pada 2 Januari 2014 lalu, menggunakan teleskop SkyMapper. Selanjutnya, para astronom di Cile pun mengonfirmasi temuan itu menggunakan salah satu teleskop Magellan yang lebih akurat. Para astronom Australia pun lantas memublikasikan temuan itu di (jurnal) Nature pada 9 Februari lalu.

Dijelaskan lagi, Keller dan timnya meyakini bahwa bintang dimaksud merupakan bagian dari generasi bintang kedua, yang terbentuk saat bintang-bintang tahap awal mulai mati. Diyakini, dengan mempelajari komposisi kimiawi bintang yang baru ditemukan itu, peneliti akan mendapat petunjuk lebih banyak soal bintang-bitang pertama yang terbentuk sesudah Big Bang.

"Ini memberikan kita pemahaman mendalam tentang tempat kita di alam semesta. Apa yang kita lihat itu adalah asal dari segala material yang ada di sekitar kita dan perlu kita pertahankan saat ini," ungkap Keller kepada Reuters.

Sebelumnya, sebutan bintang tertua di semesta dipegang oleh HD 140283 yang diperkirakan berusia 13,2 miliar tahun. Sementara, meski bintang berusia 13,7 miliar tahun yang baru ditemukan ini merupakan yang tertua saat ini, bisa jadi masih ada bintang generasi kedua lainnya yang bisa ditemukan.

"Kemungkinan masih ada bintang-bintang lain seperti ini, namun memang sangat sulit ditemukan," tutur Profesor Mike Bessell dari ANU, peneliti yang juga pertama kali menemukan SMSS, seperti dikutip Wall Street Journal.

"Kita harus menyortir dan mencermati baik-baik dari sekian banyak data, demi menemukan beberapa yang mungkin masih ada di sana. Ini seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami," tandasnya. (Huffington Post)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI