Doku Tambahkan Fitur Kirim Uang Lewat Facebook di Produk Doku Wallet

admin Suara.Com
Kamis, 21 November 2013 | 13:56 WIB
Doku Tambahkan Fitur Kirim Uang Lewat Facebook di Produk Doku Wallet
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini Doku, layanan penyedia platform pembayaran online yang berkantor di Jakarta mengumumkan kerjasamanya dengan platform pembayaran berbasis jejaring sosial asal Singapura, Fastacash. Dengan kerjasama ini, pengguna Doku Wallet sekarang bisa mengirim uang melalui jejaring sosial Facebook sebagai salah satu fitur unggulan dari produk Doku Wallet secara keseluruhan.

Dengan integrasi ini, pengguna Doku Wallet yang telah terverifikasi bisa menghubungkan akun Doku Wallet-nya ke akun Facebooknya dan segera bisa mengirimkan dana mulai dari Rp.1 hingga Rp. 1 juta ke pengguna Facebook lainnya yang ada dalam jaringan pertemanannya. Menurut peraturan Bank Indonesia, layanan dompet digital secara default memang hanya mampu menampung uang sebesar Rp. 1 juta, namun jika konsumen tersebut telah terverifikasi oleh Bank Indonesia maka angka tersebut bisa naik hingga Rp. 5 juta.

Dhenu Wiarsandi, Head of Business Development Doku menyatakan bahwa pasar yang mereka incar adalah anak muda dengan demografi 18-30 tahun yang memang merupakan pengguna mayoritas dari layanan e-commerce di Indonesia. Pasar yang sudah familiar dengan e-commerce ini diharapkan mampu menjadi early adopter untuk menggunakan layanan transfer uang via Facebook yang sekarang sedang didorong oleh Doku.

Pengaruh signifikan untuk e-commerce?

Jika dilihat dari satu sisi, produk seperti ini sepertinya bisa memberikan impact yang cukup kuat untuk perkembangan social commerce di Indonesia. Kemudahan untuk mentransfer antar pengguna Facebook merupakan sebuah fitur unggulan yang seharusnya bisa mendongkrak popularitas Doku Wallet. Perbincangan dengan beberapa merchant di Facebook berbuah fakta bahwa merchant yang berjualan di Facebook tidak serta-merta memiliki hubungan pertemanan dengan pembeli, apalagi untuk merchant yang menerima puluhan atau bahkan ratusan pesanan setiap hari. Dengan bertambahnya jumlah pembeli, hampir tidak mungkin merchant menjalin pertemanan dengan semua pembelinya untuk melakukan transfer uang.

Dhenu sendiri mengaku bahwa fokus utamanya adalah ke individu yang modern dan ingin menjadikan dompet digital sebagai bagian penting dari gaya hidupnya. Mulai dari berbelanja, menabung, hingga transfer uang melalui Doku Wallet. Merchant e-commerce memang kemungkinan besar akan menggunakan Doku Wallet, namun menurut Dhenu, pasar utama yang ditargetkan adalah anak muda yang tidak lepas dari kehidupan digitalnya.

Model bisnis yang janggal

Saat ini hingga 20 November 2013, Doku membebaskan biaya untuk pengguna yang ingin mencoba transfer uang antar pengguna Facebook. Namun lewat tanggal tersebut, Doku memberlakukan biaya langganan sebesar Rp. 11.000, bukan per transaksi, namun akan dikenakan biaya setiap bulan. Ya, Doku memutuskan untuk mengambil jalur bisnis model berlangganan dimana dengan membayar Rp. 11.000 tiap bulannya, pengguna bebas melakukan transfer dana di Doku Wallet sepuas hati.

Di layanan serupa lainnya, model bisnis percentage fee merupakan model bisnis yang lazim diterapkan baik itu progressive (persentase dari transaksi) atau biayaflat per transaksi, dimana pengguna hanya akan membayar fee hanya ketika pengguna mengunakan fitur tersebut. Harap dicamkan bahwa untuk menggunakan Doku Wallet sendiri, pengguna sama sekali tidak dikenakan biaya. Namun jika ingin mengirimkan uang lewat Facebook, dikenakan biaya Rp. 11.000 per bulannya.

Memang agak janggal, terlepas dari jumlah transaksi yang dilakukan, pengguna harus tetap membayar Rp. 11.000, yang mungkin jumlah yang sangat kecil namun berbeda dari model bisnis yang biasa kita lihat di produk-produk kompetitor Doku. Namun jika kita lihat target pasar yang diincar oleh Doku, memang model bisnis ini terlihat jauh lebih masuk akal. Pertanyaan besar untuk Doku adalah, apakah produknya akan jadi populer di kalangan pasar yang sesuai target, atau justru populer di kalangan pengguna lainnya? Jawaban dari pertanyaan tersebut juga nantinya akan menentukan apakah bisnis model Doku sudah cocok, atau perlu disesuaikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI