Suara.com - Sudah hampir dua minggu paket internet di nomor Indosat saya 0816-635-XXX tidak bisa digunakan untuk akses internet. Sudah beberapa kali telpon Customer Care Indosat juga melalui twitter @IndosatCare untuk mencari solusi, tapi nihil. Secara mandiri juga sudah dicoba untuk reset APN, pindahkan nomor ke handphone lain, hingga restart puluhan kali tetap tidak ada hasil.
Advice melalui Twitter malah lebih intens, karena relatif lebih hemat waktu dan tenaga, tapi karena mungkin admin Twitternya lebih dari satu orang, maka saya harus sabar menjawab pertanyaan yang itu-itu saja mengenai data pemilik kartu dari tiap operator yang menangani.
Di penghujung 'twit-talk' itu DM dari @IndosatCare selalu begini berkali-kali: "Keluhan Anda sudah kami buatkan laporan untuk ditindak lanjuti". Solusinya sama: Tidak Ada!
Lelah menunggu lebih dari satu minggu, akhirnya saya berinisiatif meluangkan waktu untuk ke Galeri Indosat di Sarinah-Thamrin di hari Senin, 29 Februari 2016. Setelah mengisi nomor di front office lantai 1, saya 'dicegat' oleh 'mas-mas' pegawai galeri yang berdiri di samping meja receptionist dengan sebuah laptop, sementara 'mbak-mbak' di meja receptionist sibuk dengan HP-nya, seolah melihat saya-pun tidak. (Kalau ada CCTV-nya, silakan dicek).
Kedongkolan saya semakin memuncak di sini. Saya sampaikan keluhan tentang nomor saya yang tidak bisa internet dan keinginan untuk cek/ganti chip yang mungkin bermasalah ke 'mas-mas' tersebut. Saat verifikasi data, ternyata data pemilik nomor tersebut atas nama orang lain, sehingga nomor saya tidak bisa 'diperiksa' ke langkah selanjutnya di Customer Desk di lantai 2, kata 'mas-mas' itu sambil memiringkan laptop-nya ke arahnya, seolah saya hendak mengintip layar monitor itu. Saya agak tersinggung, tapi biarlah, mungkin waktu SD mas-nya sering dicontek temannya saat THB (Ketahuan kan, saya lahir jaman apa...), sehingga melindunginya sedemikian rupa. Ok, no problem! SOP-nya sudah begitu kan...
Saya sudah bilang bahwa nomor ini sudah saya pakai beberapa tahun. Dulu, saat pertama beli juga sudah didaftarkan atas nama saya ke 4444 dan mendapat notifikasi 'sukses terdaftar'. Ok, nomor ini memang dipakai oleh istri saya, tapi yang registrasi saya, atas nama saya, data pemilik adalah data saya. Jadi itulah kenapa saya yang mengurusnya.
Si Mas malah minta saya harus membawa surat kuasa dari istri saya yang ditanda-tangani di atas materai, memberikan 3 nomor terakhir yang pernah dihubungi, dan nanti pihak Indosat juga akan menghubungi istri saya untuk konfirmasi. Untunglah, saya tidak bilang yang pakai nomor itu Kamen Rider, Spiderman atau Power Rangers. Bisa gondrong kalau saya harus minta Surat Kuasa ke superhero-superhero itu! Oke, ini SOP lagi, no problem!
Saya bisa saja sebutkan 3 nomor terakhir yang dihubungi, kalau Indosat mau telpon istri saya untuk verifikasi, juga tidak ada masalah. Tapi, kalau saya harus pulang untuk buat surat kuasa, ini sungguh tidak efektif. Bahkan, saya bersedia data saya sebagai jaminan (saya ada KTP, SIM, STNK, NPWP, BPJS Ketenagakerjaan, ATM, dsb) di dompet, tapi ditolak. Haduh! Padahal itu artinya saya bertanggung jawab atas kepemilikan nomor itu jika kemudian hari ada masalah.
Terus terang, saya tidak paham dengan 'standard' ini. Nomor ini tidak pernah ada masalah. Kalaupun ada, saya bisa selesaikan via Call Center/Twitter dengan verifikasi data yang selalu terkonfirmasi. Ingat: TERKONFIRMASI. Artinya, selama ini data yang sudah saya masukkan sudah benar, dan nomor ini benar-benar milik saya.
Kalau Surat Pembaca ini dimuat, percayalah, saya mengirimnya bukan dari Indosat, karena nomornya masih tidak bisa untuk akses internet.