Suara.com - Herry Iman Pierngadi atau Herry IP adalah sosok pelatih legendaris yang memiliki peran besar dalam kesuksesan ganda putra Indonesia di dunia bulu tangkis. Dikenal dengan julukan "Coach Naga Api", ia berhasil mencetak banyak prestasi di ajang internasional. Seperti apa profil dan perjalanan karier Herry IP?
Herry IP baru saja hengkang dari Pelatnas PBSI. Meskipun telah menghabiskan lebih dari 30 tahun mengabdi kepada PBSI, Herry memutuskan untuk mundur pada tahun 2025, menandakan berakhirnya masa baktinya di Pelatnas.
Setelah mengundurkan diri dari PBSI, Herry IP menerima tawaran untuk melatih tim ganda putra Malaysia. Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) telah menghubunginya untuk bergabung sebagai pelatih ganda putra, menggantikan Tan Bin Shen yang akan bergabung dengan Hong Kong pada Januari 2025.
Herry mengungkapkan bahwa ia sangat terbuka untuk mempertimbangkan tawaran tersebut jika kesepakatannya sesuai. Selain Malaysia, China juga dilaporkan tertarik menggunakan jasanya sebagai pelatih ganda putra. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh Herry dalam dunia bulu tangkis internasional.
Baca Juga: Persiapan Kejurnas PBSI, PB Djarum Borong 16 Emas dari Gubernur Cup 2024
Profil Herry IP
Lahir di Pangkal Pinang pada 21 Agustus 1962, Herry IP dikenal karena tangan dinginnya dalam melahirkan pasangan-pasangan ganda putra terbaik dunia, yang telah mencatatkan prestasi gemilang di kancah internasional.
Herry IP menikah dengan Loa Kim Fun, dan mereka dikaruniai tiga anak, yaitu Stevanus Iman Pierngadi, Cintia Maria, dan Karen Aprilia.
Herry tidak memiliki latar belakang sebagai pemain bulu tangkis profesional. Namun, ia memiliki lisensi pelatih dan menyelesaikan pendidikan di IKIP Jakarta, yang kini menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Sepanjang kariernya, Herry telah mengantarkan banyak anak didiknya meraih medali emas di Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan berbagai turnamen bergengsi lainnya.
Baca Juga: Indonesia Sukses Tempatkan 3 Wakil di Babak Semifinal Korea Masters 2024
Perjalanan Karier Herry IP
Perjalanan Herry IP di dunia bulu tangkis dimulai pada tahun 1989, saat ia pertama kali bergabung sebagai pelatih di klub Tangkas. Dedikasinya yang tinggi terhadap olahraga ini membawanya untuk melangkah lebih jauh.
Pada tahun 1993, Herry bergabung dengan Pelatnas PBSI sebagai pelatih pratama. Keahliannya dalam melatih atlet bulu tangkis dengan penuh ketekunan dan komitmen membuatnya dipromosikan menjadi pelatih ganda putra pada tahun 1999.
Di sinilah Herry mulai menunjukkan kemampuan luar biasa dalam membina pasangan-pasangan ganda putra berkelas dunia, mencetak prestasi demi prestasi yang membanggakan bangsa.
Selama lebih dari dua dekade, Herry IP berhasil melahirkan sejumlah pasangan ganda putra yang menjadi kekuatan utama Indonesia di pentas dunia. Sebagai pelatih, Herry berhasil membawa anak didiknya meraih medali emas di Olimpiade.
Pasangan Candra Wijaya/Tony Gunawan meraih medali emas di Olimpiade Sydney 2000, sementara Markis Kido/Hendra Setiawan berhasil mengukir prestasi serupa di Olimpiade Beijing 2008. Keberhasilan ini hanya sebagian kecil dari daftar panjang prestasi yang diraih oleh pasangan-pasangan ganda putra Indonesia di bawah asuhan Herry.
Herry juga bertanggung jawab atas keberhasilan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, yang meraih medali emas Kejuaraan Dunia pada 2013 dan 2015, serta menorehkan prestasi di turnamen bergengsi lainnya seperti All England dan Indonesia Open.
Tidak hanya itu, pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang sempat merajai peringkat ganda putra dunia, juga menjadi bukti keberhasilan Herry dalam membimbing atlet dengan potensi besar.
Meskipun karier Herry IP penuh dengan prestasi, perjalanan sebagai pelatih tidak selalu mulus. Ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk gaji yang minim saat pertama kali bergabung dengan PBSI, yang hanya sebesar Rp400 ribu per bulan.
Selain itu, menjadi pelatih bukanlah hal yang mudah. Herry harus memahami karakteristik masing-masing anak didiknya yang memiliki latar belakang dan kepribadian yang berbeda-beda. Menangani perbedaan pendapat tentang program latihan juga menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapinya.
Herry juga menghadapi tantangan dalam menciptakan pola latihan yang tepat agar bisa mengembangkan potensi atlet dengan cara yang efektif. Semua kesulitan ini ia hadapi dengan penuh dedikasi dan tekad, yang pada akhirnya mengantarkan Indonesia meraih kejayaan di dunia bulu tangkis.
Keputusan Herry untuk meninggalkan Pelatnas PBSI mungkin mengejutkan banyak pihak, namun dedikasi dan pencapaiannya akan terus dikenang. Sebagai pelatih yang telah melahirkan sejumlah pasangan ganda putra terbaik dunia, kontribusinya terhadap perkembangan bulu tangkis Indonesia tidak akan pernah terlupakan. Demikianlah informasi terkait profil Herry IP.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas