Suara.com - Bulu tangkis Indonesia kembali menunjukkan kehebatannya di ajang internasional dengan merebut gelar juara pada World Junior Mixed Team Championships (WJC) 2024 alias Piala Suhandinata.
Bakti Olahraga Djarum Foundation pun memberikan apresiasi bagi para atlet muda, pelatih, dan tim pendukung dengan bonus total senilai tak kurang dari Rp457 juta.
Skuad Merah Putih berhasil menaklukkan China, tuan rumah sekaligus unggulan pertama, dalam turnamen yang berlangsung di Nanchang, China, pada 30 September hingga 5 Oktober 2024.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian luar biasa tim Indonesia.
Baca Juga: All Indonesian Final! Medali Emas Paralimpiade Paris 2024 Dalam Genggaman
Ia menyebut, meskipun terdapat perubahan format pertandingan dengan sistem skoring baru yang menggunakan 110 poin atau relay point, tim Indonesia tetap tampil maksimal dan mampu menyesuaikan diri.
“Kami selalu berkomitmen untuk memberikan apresiasi bagi para atlet berprestasi. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda dan kita berada di Kota Pahlawan, kami berharap agar di masa mendatang pahlawan-pahlawan bulu tangkis masa depan akan lahir meneruskan tongkat estafet prestasi pendahulunya,” ujar Yoppy dalam keterangan tertulis.
"Semoga dengan apresiasi ini mampu menambah motivasi dan semangat untuk meraih juara lebih banyak lagi di kejuaraan internasional #TeruskanSemangatJuara."
Selain dari Djarum Foundation, Ketua Umum Terpilih PP PBSI, Fadil Imran, juga turut memberikan penghargaan berupa bonus senilai Rp200 juta kepada tim bulutangkis junior. Fadil mengungkapkan rasa bangganya dan berharap prestasi bulutangkis Indonesia akan terus terjaga.
“Keberhasilan dari tim yang mewakili Indonesia pada WJC 2024 tentunya menjadi kebanggaan bangsa. Sebagai bentuk penghormatan atas torehan prestasi ini, saya memberikan penghargaan kepada mereka yang merupakan putra dan putri terbaik bangsa di bidang bulu tangkis. Saya harap mata rantai prestasi bulu tangkis Indonesia terus kokoh dan kian berkilau,” ungkap Fadil.
Baca Juga: Jaring Bibit Potensial, Kemenpora Gelar Turnamen Bulu Tangkis Piala Menpora
Kapten tim Indonesia, Mutiara Ayu Puspitasari, mengungkapkan kebanggaannya atas apresiasi yang diberikan. Sebagai kapten, Mutiara memikul tanggung jawab besar dalam menjaga semangat tim agar tetap solid hingga akhirnya sukses merengkuh gelar juara kedua dari ajang ini setelah tim Merah Putih melakukannya pada 2019.
“Sebagai kapten tim tentu menjadi tanggung jawab yang besar, apalagi bermain beregu di kejuaraan internasional yang tensinya sangat tinggi. Yang terpenting ialah menjaga komunikasi tim agar tetap baik dan saling sharing, serta menentukan strategi,” tegas atlet lulusan Audisi Umum PB Djarum 2016.
"Meski saya kalah di partai pertama, tapi untungnya mental tim tidak down dan itu menjadi semangat tersendiri bagi saya untuk menebus kekalahan pada partai berikutnya. Sampai akhirnya tim kami bisa menjadi juara dan mengalahkan China di depan pendukungnya sendiri."
Mohammad Zaki Ubaidillah, yang turun di sektor tunggal putra, juga mencatatkan kemenangan penting dengan mengalahkan wakil China, Hu Zhe An, dalam dua partai langsung.
“Di nomor beregu. poin-poin awal saya masih belum begitu dapat feel bermainnya karena masih agak tegang (melawan China). Tapi mulai 3 poin ke atas saya berusaha lebih tenang dan berusaha semaksimal mungkin tidak melakukan kesalahan sendiri. Medali ini saya persembahkan untuk bangsa Indonesia,” ucap Ubed.
Sementara itu, ganda putri Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine berperan besar dalam memastikan kemenangan Indonesia di Piala Suhandinata. Meski Mutiara Ayu kalah di partai pertama, pasangan ganda putri ini berhasil mengalahkan pasangan China Chen Fan Shu Tian/Liu Jia Yue di partai kedua, membawa angin segar bagi tim.
“Waktu kami turun di partai kedua, kami hanya memikirkan untuk fokus bermain sebaik mungkin dan menyumbang poin sebanyak-banyaknya. Baik itu tertinggal atau unggul poin, kami berdua tetep fight apapun keadaan poinnya,” tutur Isyana yang juga berhasil meraih medali perunggu bersama Rinjani di nomor perorangan WJC 2024.
Format relay point yang baru juga memaksa para atlet untuk beradaptasi. Menurut Isyana dan Rinjani, strategi pemanasan dan mental bertanding menjadi kunci penting menghadapi sistem baru ini.
“Dengan format baru sistem relay point kan hanya sampai 11 poin, jadi persiapan kami lebih banyak di pemanasan karena ketika sudah di lapangan kami udah harus tune in dan tidak boleh yang namanya mati sendiri. Kita di lapangan saling adu mental, jadi kami berdua sebisa mungkin menjaga poin demi poin,” ujar Isyana.
“Karena sistem beregunya berbeda dengan biasanya, di awal-awal kita cukup kesulitan untuk adaptasi di relay point tersebut, tapi kita bisa mengatasi dengan baik. Hingga di pertandingan saat melawan tuan rumah China, kita juga tidak nyangka bisa mengalahkan mereka karena menjalani pertandingan dengan nothing to lose. Begitu pun di nomor perorangan kita bermain dengan cukup baik di setiap match. Meski hanya sampai di semifinal kami sangat bersyukur dan bangga,” timpal Rinjani.
Bakti Olahraga Djarum Foundation dan Ketua Umum Terpilih PBSI memberikan apresiasi senilai total Rp657,5 juta, termasuk untuk 20 atlet, manajer tim, pelatih, hingga tim pendukung yang terdiri dari dokter, psikolog, fisioterapis, dan pakar sport science. Dukungan ini diharapkan mampu memotivasi tim untuk meraih lebih banyak prestasi di kancah internasional.