Suara.com - Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berlangsung 10 tahun (20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2024), salah satu Peraturan Presiden yang menegaskan kesetaraan setiap warga negara Indonesia adalah peraturan tentang atlet penyandang disabilitas.
Dikutip dari Kemenpora.go.id, pada 2021 Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden nomor 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Dalam DBON ini, Pemerintah Republik Indonesia memberikan tempat yang setara antara pembinaan atlet olimpiade atau non-difabel dengan atlet paralimpiade atau atlet difabel. Keduanya mendapatkan fasilitas sama.
Implementasinya antara lain dalam penyelenggaraan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Papua 2021, serta Perparnas XVII di Solo 2024.
“Kebijakan Pemerintah sekarang: sudah tidak ada lagi masalah diskriminasi terhadap olah raga penyandang disabilitas. Jadi semua penyandang disabilitas bisa berpartisipasi, bisa berolahraga,” jelas Asisten Deputi (Asdep) Olahraga Andalan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora RI Budi Ariyanto Muslim dalam konferensi pers di Media Center Peparnas XVII Solo 2024 di Hotel The Royal Surakarta Heritage, Kamis (10/10/2024).
Salah satu bentuk bahwa Presiden Joko Widodo memberikan perhatian kepada para penyandang disabilitas termasuk atlet difabel adalah Pemerintah memiliki komitmen dan fokus terhadap pembinaan olah raga disabilitas. Termasuk kesetaraan dalam berolah raga.
Budi Ariyanto Muslim sebagai Asdep menyatakan bahwa perhatian Pemerintah terhadap atlet penyandang disabilitas bisa disimak antara lain dalam bentuk bonus bila berprestasi.
Para atlet difabel berprestasi mendapatkan bonus yang nilainya sudah disetarakan dengan atlet non-disabilitas. Seperti peraih medali emas dalam Paralimpiade yang mendapatkan bonus Rp6 miliar, atau sama dengan bonus atlet Olimpiade.
Selain itu, seluruh atlet berprestasi, termasuk atlet penyandang disabilitas berpeluang diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Baca Juga: Transformasi Kesehatan, 10 Tahun Jokowi, JKN Jangkau 98 Persen Rakyat
Bagi para atlet difabel, Pemerintah sangat komitmen mendukung pembinaan olah raga disabilitas yang bernaung di bawah National Paralympic Committee (NPC) of Indonesia (NPCI). Untuk cabang-cabang olah raga (cabor) yang berpotensi mengikuti Paralimpiade dilakukan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) tidak terputus sepanjang tahun.
“Hasilnya sudah terlihat di Paralimpiade Paris 2024, di mana perolehan medali kebanyakan berasal dari cabang-cabang yang kami pelatnaskan secara tidak terputus,” jelas Budi Ariyanto Muslim.
Sejenak kembali ke masa New Normal pandemi Covid-19, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 digelar setahun sesudahnya atau 2021.
Menteri Pemuda dan Olah Raga saat itu, Zainudin Amali menyatakan bahwa Indonesia mengirim 23 atlet dan mengikuti tujuh cabang olah raga ke Paralimpiade Tokyo 2020.
Keberhasilan yang diraih adalah sembilan medali, masing-masing dua medali emas dari cabor para bulutangkis, tiga perak dari cabor para bulutangkis dan satu medali perak dari para angkat besi. Lantas empat medali perunggu, terdiri dari dua medali cabor para bulutangkis, satu medali dari cabor para atletik dan satu medali dari cabor para tenis meja.
“Dengan perolehan ini, posisi Indonesia berada di peringkat 43 dunia. Bila dibandingkan dengan keikutsertaan kontingen Indonesia pada Paralimpiade di Rio de Janeiro 2016, Indonesia hanya bisa mengirimkan sembilan atlet yang mengikuti empat cabang olah raga dengan perolehan satu medali perunggu cabor angkat besi dan menempatkan posisi Indonesia pada peringkat 76 dunia,” ungkap Zainudin Amali yang hadir mendampingi 23 atlet Paralimpiade Tokyo 2020, Ketua NPC Indonesia Senny Marbun, Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia, Andi Herman serta para pelatih dan ofisial.
“Kalau sebelumnya para atlet difabel ini sangat merasa terpinggirkan. Sekarang ini, rasa percaya diri mereka muncul karena mereka setara dengan atlet-atlet non difabel,” lanjutnya.
Dalam pertemuan dengan para atlet Indonesia yang berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020 itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberikan apresiasi dan pujian atas torehan prestasi mereka.
Apresiasi ini juga diberikan beliau kepada para atlet Indonesia yang berlaga di Paralimpiade Paris 2024. Sebagaimana dikutip dari Presiden RI go.id, Presiden Jokowi mengatakan bahwa prestasi para atlet disabilitas negeri kita memberikan kebanggaan luar biasa bagi bangsa Indonesia di kancah internasional.
Dalam Paralimpiade Paris 2024, Indonesia menempati peringkat ke-50 dengan perolehan satu medali emas dari cabor para badminton atau para bulutangkis ganda campuran, delapan perak, dan lima perunggu.
“Saya sangat gembira dan bangga karena dalam ajang tersebut kontingen Merah Putih berhasil mencetak sejarah baru seperti tadi disampaikan oleh Bapak Menpora berhasil membawa 14 medali: 1 medali emas, 8 medali perak, dan 5 medali perunggu,” demikian jelas Presiden Joko Widodo di halaman Istana Merdeka Jakarta, pada Rabu (11/9/2024) sore.
“Pemerintah telah menyiapkan bonus sebesar Rp6 miliar untuk peraih medali emas, Rp2 miliar 750 juta rupiah untuk peraih medali perak, dan Rp1 miliar 650 juta untuk peraih medali perunggu,” tandasnya.
“Dengan apa yang sekarang Presiden apresiasikan kepada kami, ini adalah bukti tidak ada perbedaan antara disabilitas dan non-disabilitas, dan untuk atlet disabilitas saya rasa tidak ada alasan untuk tidak berprestasi walaupun ada keterbatasan,” ungkap Leani Ratri Oktila, peraih medali emas yang berlaga di ganda campuran para bulutangkis bersama Hikmat Ramdani.
Presiden menyebut bahwa keberhasilan para atlet ini adalah buah dari proses panjang yang telah dilakukan. Mulai dari identifikasi bakat dini, pelatihan jangka panjang dan berkelanjutan, serta kerja keras para pelatih, tim pendukung dan berbagai pihak lainnya.
“Saya berharap agar raihan prestasi tersebut dapat membangkitkan semangat dan optimisme para atlet paralimpiade dan memotivasi para atlet paralimpik agar semakin tekun untuk berlatih,” demikian Presiden Jokowi memberikan apresiasi sekaligus motivasi kepada para atlet.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara penyambutan para atlet penyandang disabilitas ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olah Raga Dito Ariotedjo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sekretatis Negara Pratikno, dan Ketua Umum NPC Indonesia Senny Marbun.
Dan sebelum menjalani masa purna baktinya mulai 20 Oktober 2024, pada 6 Oktober Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Peparnas 2024 di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan rasa bangganya terhadap prestasi luar biasa para atlet disabilitas Indonesia. Presiden mengapresiasi pencapaian para atlet Indonesia di kancah internasional.
Termasuk keberhasilan menjadi juara umum ASEAN Paragames tiga kali berturut-turut pada 2017, 2022, dan 2023.
“Kita semua patut bangga kepada para atlet penyandang disabilitas Indonesia, daya juangnya luar biasa, prestasinya juga sangat membanggakan,” ujar Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi.
Presiden mengingatkan bahwa Peparnas tidak hanya menjadi ajang kompetisi olah raga, akan tetapi menjadi panggung kesetaraan bagi seluruh atlet disabilitas untuk menampilkan kemampuan terbaik mereka.
Oleh karena itu, Presiden mengajak seluruh masyarakat dan pihak terkait untuk ikut serta menyukseskan ajang kompetisi olah raga ini.
“Mari kita sukseskan Pekan Paralimpiade Nasional ini yang tidak hanya sebagai ajang untuk melahirkan para atlet-atlet potensial dan para pencetak rekor-rekor baru, tapi juga sebagai panggung kesetaraan bagi seluruh atlet penyandang disabilitas untuk menampilkan kemampuan terbaiknya,” demikian Presiden Jokowi mengajak seluruh warga Indonesia memandang kesetaraan atlet difabel dan non-difabel dalam pidato peresmian Peparnas XVII Solo 2024.