Suara.com - Mantan pelatih sektor ganda campurab Pelatnas PBSI, Richard Mainaky mengaku siap membantu federasi bulu tangkis Tanah Air melakukan evaluasi pasca hasil buruk di Olimpiade 2024 Paris.
Tim bulu tangkis Indonesia gagal mempertahankan tradisi medali emas di Olimpiade 2024. Mereka tercatat cuma mampu meraih satu medali perunggu lewat tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.
Hasil itu mengulangi catatan buruk bulu tangkis saat gagal meraih medali emas di Olimpiade 2012 London.
Selain kegagalan di London 2012, PBSI dalam hal ini tim bulu tangkis Indonesia selalu berhasil setidaknya mempersembahkan satu medali emas untuk Merah Putih.
Baca Juga: 5 Rekor Pecah usai Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah Raih Emas Olimpiade Paris 2024
Richard Mainaky menegaskan bahwa PBSI harus introspeksi dan segera melakukan evaluasi atas kegagalan ini. Dia mengaku siap memberi masukan andai diminta PBSI.
"Kalau turun gunung (kembali ke Pelatnas PBSI) sudah bukan waktunya," kata Richard Mainaky saat berbincang dengan Suara.com, Kamis (9/8/2024).
"Tapi kalau dibutuhkan untuk berdiskusi dan masukan untuk evaluasi, mungkin lebih ke arah sana," tambahnya.
Sebagai sosok yang membawa pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjuarai Olimpiade 2016, Richard prihatin dengan hasil yang diraih Indonesia di Paris 2024.
Khusus sektor ganda campuran, dia mengakui Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari selaku satu-satunya wakil Indonesia, harusnya bisa meraih hasil lebih baik.
Baca Juga: Klasemen Olimpiade Paris 2024 usai Indonesia Rebut 2 Medali Emas, Melesat Tajam!
Meski demikian, dia enggan menyalahkan individu baik atlet maupun pelatih Herry Iman Pierngadi. Richard lebih menyoroti tanggung jawab PBSI sebagai federasi.
"Harusnya [hasil] bisa lebih baik. Tapi mereka sudah ditangani secara detail untuk faktor non teknis tidak?" kata Richard.
"Dalam hal ini masalah mental sudah ditangani khusus? Kalau masalah teknik dan fisik sudah ditangani oleh pakar seorang Herry Iman Pierngadi," tambahnya.