Indonesia Berburu Emas Sore dan Malam Ini di Olimpiade 2024, 2 Cabor Paling Diunggulkan

Rabu, 07 Agustus 2024 | 14:44 WIB
Indonesia Berburu Emas Sore dan Malam Ini di Olimpiade 2024, 2 Cabor Paling Diunggulkan
Arsip foto - Atlet angkat besi Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan snatch pada perlombaan kelas 61 kilogram putra SEA Games 2023 di Taekwondo Hall, Olympic Complex, Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (13/5/2023). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada gelaran Olimpiade Paris 2024, cabang olahraga angkat besi dan panjat tebing menjadi tumpuan utama Indonesia dalam perburuan medali emas. Khususnya pada Rabu, 7 Agustus, seluruh perhatian tertuju pada para atlet angkat besi yang akan berlaga.

Tiga lifter andalan Indonesia, yakni Eko Yuli Irawan, Rizky Juniansyah, dan Nurul Akmal, siap unjuk gigi di ajang bergengsi ini.

Eko Yuli Irawan, yang akan memulai perjuangan di kelas 61 kilogram putra, menjadi sosok yang paling dinantikan.

Sejak pertama kali diperkenalkan di Olimpiade, angkat besi telah menjadi lumbung medali bagi kontingen Indonesia.

Baca Juga: Profil dan Agama Veddriq Leonardo, Si 'Spiderman' Indonesia Pecahkan Rekor di Olimpiade 2024!

Dengan total 15 medali, cabang olahraga ini hanya kalah dari bulutangkis.

Namun, medali emas masih menjadi satu-satunya gelar yang belum pernah diraih oleh lifter Indonesia.

Eko Yuli Irawan, dengan koleksi empat medali Olimpiade (dua perak dan dua perunggu), menjadi atlet Indonesia dengan jumlah medali terbanyak.

Prestasi gemilang ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai legenda olahraga Tanah Air. Namun, ambisi untuk meraih emas Olimpiade tetap menjadi motivasi terbesarnya.

Olimpiade Paris 2024 menjadi ajang kelima bagi Eko Yuli Irawan.

Baca Juga: Terhempas di Olimpiade Paris 2024, Rahmad Adi Mulyono: Saya Terlalu Berapi-api

Ia akan kembali berhadapan dengan rival beratnya, Li Fabin dari China, yang berhasil meraih emas pada Olimpiade Tokyo 2020.

Persaingan sengit diprediksi akan kembali tersaji, namun Eko Yuli bertekad untuk memberikan yang terbaik dan meraih prestasi tertinggi.

Meskipun usia tidak lagi muda, semangat juang Eko Yuli Irawan tetap membara.

Ia telah berkali-kali menyatakan niatnya untuk pensiun, namun hasrat untuk mengibarkan bendera Merah Putih di podium tertinggi Olimpiade membuatnya terus berlatih keras.

Panjat tebing dan peluang emas

Panjat tebing, salah satu cabang olahraga yang paling dinantikan di Olimpiade Paris 2024, menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk meraih medali.

Dengan rekam jejak mengesankan di berbagai kompetisi dunia, para atlet Merah Putih siap unjuk gigi di panggung dunia.

Meskipun belum pernah meraih medali Olimpiade sebelumnya, peluang Indonesia di cabang olahraga ini sangat terbuka lebar.

Pasalnya, nomor speed, yang baru dipertandingkan di Olimpiade 2024, sangat sesuai dengan kekuatan para pemanjat Indonesia.

Empat atlet terbaik Indonesia, yaitu Veddriq Leonardo, Rahmad Adi Mulyono, Desak Made Rita Kusuma Dewi, dan Rajiah Sallsabillah, telah mengamankan tiket ke Olimpiade. Mereka akan berjuang keras untuk mengharumkan nama bangsa.

Pertandingan panjat tebing putri menjadi sorotan utama di awal kompetisi.

Rajiah Sallsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi berhasil lolos ke babak perempat final setelah menampilkan performa impresif di babak sebelumnya.

Desak bahkan berhasil mencatat waktu tercepat dan mengalahkan wakil Amerika Serikat. Desak melesat dengan catatan waktu 6,38 detik.

Rajiah, meskipun sempat terjatuh di babak eliminasi, berhasil lolos sebagai fastest loser.

Keberhasilan ini menunjukkan semangat juang tinggi dari atlet muda Indonesia.

Babak perempat final akan menjadi tantangan yang lebih berat bagi kedua atlet Indonesia.

Mereka akan berhadapan dengan para pemanjat top dunia, seperti Miroslaw Aleksandra dari Polandia yang baru saja memecahkan rekor dunia.

Medali pertama di Olimpiade 2024 bukan lagi sekadar mimpi, melainkan target yang realistis untuk dicapai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI