Harapan Klub Bulu Tangkis untuk Ketua Umum PBSI 2024-2028

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 26 Juni 2024 | 07:25 WIB
Harapan Klub Bulu Tangkis untuk Ketua Umum PBSI 2024-2028
Sejumlah atlet bulutangkis melakukan latihan jelang Kejuaraan Piala Sudirman 2019 di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (7/5/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilik dan Ketua Umum Klub Suryanaga Surabaya, Yacob Rusdianto, berharap M Fadil Imran bisa memberdayakan klub-klub bulu tangkis andai terpilih sebagai Ketua Umum PBSI periode 2024-2028.

Yacob menjelaskan bahwa selama menjadi Sekjen PBSI periode 2020-2024, Fadil Imran memberi perhatian kepada klub-klub dengan membuat kegiatan yang melibatkan sponsor.

Dia berharap, Fadil Imran bisa terus memberdayakan klub-klub bulu tangkis yang merupakan motor dari regenerasi atlet tepok bulu di Tanah Air, andai terpilih sebagai Ketua Umum baru PBSI.

"Kehidupan klub yang pasang surut sudah mulai membaik. Di Jawa Timur saja sudah banyak kegiatan yang melibatkan berbagai sponsor," kata Yacob dalam keterangan tertulis.

"Kegiatan ini yang menghidupkan klub-klub daerah. Saya dengar ini merupakan instruksi pak sekjen untuk menggairahkan daerah," tambahnya.

Sekretaris Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) M Fadil Imran memberikan keterangan pers di Bandara Soetta, Tangerang, Banten. (ANTARA/Azmi)
Sekretaris Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) M Fadil Imran memberikan keterangan pers di Bandara Soetta, Tangerang, Banten. (ANTARA/Azmi)

Yacob bercerita klub pernah mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan PBSI dipegang oleh Tri Sutrisno (1985–1993). Pada saat itu ada penghargaan berupa uang tunai kepada klub bila atlet binaan mereka meraih prestasi.

"Ketika itu, klub berlomba-lomba mencetak atlet berprestasi karena merasa jerih payah kami mendapat penghargaan yang layak," ujar Yacob yang juga pernah menjabat sebagai Sekjen PBSI periode 2008-2012 pada masa kepemimpinan Ketum Djoko Santoso.

"Klub seperti Suryanaga, Tangkas, atau SGS Bandung selalu bersaing menhasilkan atlet terbaik."

Namun pada 2013, PBSI menghapus aturan penghargaan kepada klub itu. Masa-masa itu disebut Yakob menjadi periode yang sulit bagi klub-klub bulu tangkis Tanah Air.

Baca Juga: Indonesia Open Sepi Penonton Jadi Gunjingan, Warganet Senggol Harga Tiket

Menurut Yacob, mengelola klub badminton membutuhkan biaya yang besar. Maka pada saat itu hanya klub-klub memiliki sokongan dari perusahaan besar yang bisa bertahan hidup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI