Suara.com - Dua tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting hancur lebur di Indonesia Open 2024. Hasil buruk itu membuat performa mereka di Olimpiade 2024 menjadi kekhawatiran.
Anthony Ginting dan Jonatan Christie secara mengejutkan langsung terhenti di babak pertama Indonesia Open 2024. Padahal, keduanya diharapkan bisa meraih hasil terbaik di rumah sendiri.
Indonesia Open 2024 memang bergulir di luar periode kualifikasi Olimpiade 2024 yang sudah berakhir pada 28 April lalu. Jojo dan Ginting pun sudah dipastikan lolos ke Paris 2024.
Namun, event bulu tangkis kategori BWF World Tour Super 1000 itu dinilai masih penting untuk mengamankan seeded atau status unggulan Olimpiade 2024, serta demi menambah kepercayaan diri.

Hasil minor yang kedua pemain dapatkan membuat kekhawatiran terkait performa keduanya di Olimpiade 2024 meningkat. Pasalnya, Jojo dan Ginting pun terhenti di tangan tunggal putra yang di atas kertas berada di bawah mereka.
Ginting dihentikan tunggal putra Jepang, Kenta Nishimoto, sementara Jonatan Christie dibungkam wakil Malaysia, Leong Jun Hao.
Pelatih tunggal putra pelatnas PBSI, Irwansyah buka suara terkait penampilan dua anak asuhnya di Indonesia Open 2024. Dia mengakui keduanya tampil kurang maksimal.
"Ini harus saya evaluasi. Mereka memang harus terbiasa [berada di level top]. Tapi satu, mendekati Olimpiade memang banyak hal, maksudnya dari pikiran kita terus berusaha agar mereka lebih nyaman dan puncaknya di Olimpiade," kata Irwansyah kepada awak media di Istora Senayan, Jakarta.
Menurut pelatih yang akrab disapa Aboy itu, kegagalan di Indonesia Open 2024 harus dijadikan pelajaran berharga. Jonatan Christie dan Ginting disebut harus belajar untuk mengelola tekanan.
Baca Juga: Anthony Ginting Kalah di Saat yang Tidak Tepat dalam Indonesia Open 2024
"Makanya ini evaluasi yang penting sekali untuk mereka agar bisa keluar dari tekanan. Jadi pelajaran di kejuaraan ini itulah yang harus bisa keluar dari tekanan," kata Irwansyah.