Suara.com - Mantan pebalap Formula 1 (F1) sekaligus ayah Max verstappen, Jos, khawatir sikap bos Red Bull Racing, Christian Horner bisa meruntuhkan kedigdayaan tim yang saat ini dibela putranya itu.
Sebagai informasi, Christian Horner telah dibebaskan dari tuduhan terkait perilakunya terhadap seorang karyawati, beberapa waktu lalu.
Pria 50 tahun itu pun menyikapinya dengan santai. Dia yang terus membantah tuduhan itu, kini masih bersikeras untuk memimpin tim sebagai team principal alih-alih mengundurkan diri.
Baca juga: Bagas / Fikri Tatap 3 Turnamen Eropa dengan Optimisme Tinggi
Baca Juga: Kisah Kocak Max Verstappen Ditolak saat Mau Sewa Mobil, Umur Jadi Alasan, duh!
“Ada ketegangan di sini (tim) sementara dia (Horner) tetap di posisinya,” kata Jos Verstappen, dikutip dari AFP, Senin (4/3/2024).
Menurut Jos Verstappen, Horner memposisikan diri sebagai korban walaupun dinilai jadi sosok yang membuat masalah dalam tim.
“Tim bisa ‘meledak’,” kata pria asal Belanda tersebut.
Red Bull mengumumkan pembebasan Horner dari tuduhan setelah penyelidikan internal.
Namun, tak lama kemudian, muncul surat elektronik anonim yang dikirimkan kepada jurnalis, ofisial, dan tim rival yang berisikan pesan WhasApp yang diduga ditulis Horner. Email itu memanaskan kembali kasus ini.
Baca Juga: Hasil F1 GP Las Vegas 2023: Max Verstappen Cetak Kemenangan ke-18 Musim Ini
Jos membantah berperan dalam tuduhan yang awalnya muncul di surat kabar Belanda, De Telegraaf itu.
Baca juga: Kalahkan Lakers 124-114, Nuggets Rusak Momen 40 Ribu Poin LeBron James
“Itu tidak masuk akal. Kenapa saya melakukan itu padahal Max baik-baik saja di sini (Red Bull)?” kata dia.
Beberapa tim Formula 1 juga mengecam kurangnya transparansi selama penyelidikan internal.
Horner, yang menegaskan kesatuan tim setelah kemenangan di Grand Prix Bahrain, dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan stabilitas di tim dalam menghadapi situasi kontroversial ini.
Red Bill Racing tampil dominan dalam F1 GP Bahrain 2024 di mana Max Verstappen dan Sergio Perez mengklaim kemenangan 1-2 yang dianggap Horner merupakan bukti bahwa tim masih solid dan bersatu.
“Finis 1-2 seperti ini adalah yang optimal dan hal itu tidak akan tercapai tanpa adanya kesatuan yang mutlak, memiliki tim yang kuat dan dukungan yang besar dari mitra dan pemegang saham,” kata Horner.
“Anda tidak akan mencapai hal ini tanpa bersatu,” tambahnya, demikian Antara.