Suara.com - Sebanyak 85 atlet PB Djarum kategori usia U-11 hingga U-17 baik putra maupun putri, menikuti outbond di Zone 235 Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat dalam rangka mematangkan psikologis dan membentuk karakter.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan PB Djarum ini berlangsung pada 10 hingga 13 Januari lalu. Acara ini diharapkan bisa mencetak pebulu tangkis masa depan dengan karakter tangguh.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin, mengatakan pahlawan bulutangkis tidak hanya lahir melalui bakat dan teknik yang mumpuni di atas lapangan semata, namun juga memiliki psikologi yang matang ketika mengatasi lawan di arena pertandingan.
“Untuk itu, demi mematangkan psikologis atlet, kami secara berkala menyelenggarakan outbound sebagai salah satu upaya pembangunan karakter agar para atlet mempunyai bekal yang kokoh dari sisi psikologi,” kata Yoppy Rosimin dalam keterangan tertulis dikutip pada Jumat (12/1/2024).
Baca Juga: Korea Masters 2023: Alwi Farhan Revans Lin Kuan-Ting di 16 Besar
“Ini penting, karena saat bertanding, aspek psikologis itu punya pengaruh besar agar si atlet bisa menang dan membawa gelar juara.”
Ia melanjutkan, dalam beberapa situasi, aspek psikologis bahkan bisa menjadi penentu kemenangan bagi seorang atlet. Contohnya ialah ketika bertemu lawan berat di babak krusial.
“Ini semua tentang psikologi atlet bagaimana agar mentalnya tetap kuat, tetap konsentrasi sehingga bisa konsisten mengeluarkan kemampuan terbaik dan menjadi juara,” ujar dia.
Untuk itu, melalui kegiatan mancakrida yang diselenggarakan selama empat hari di alam terbuka tersebut, para atlet akan ditempa untuk bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda dari kehidupan keseharian mereka ketika berada di asrama.
Pebulutangkis muda ini juga ‘digembleng’ guna menumbuhkan sikap kemandirian, disiplin, pantang menyerah hingga kemampuan mengelola emosi diri.
Baca Juga: Juara Asia Junior Championships 2023, Mutiara Ayu Diguyur Bonus PB Djarum
“Bila biasanya mereka tinggal di asrama dengan seluruh fasilitasnya, atau tinggal di hotel ketika mengikuti kejuaraan, kini mereka kami bawa ke alam terbuka. Tidur di barak dan mengikuti berbagai kegiatan yang menantang,” kata Yoppy.
“Ini akan menuntut mereka memiliki kemampuan adaptasi dan menumbuhkan sikap kemandirian serta disiplin. Aspek-aspek tersebut yang kami harapkan muncul karena itu akan berguna ketika mereka bertanding nanti,” tambahnya.
Berfokus pada pengembangan psikologi atlet, dalam kegiatan ini Djarum Foundation dan PB Djarum bekerja sama dengan Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran yang akan mengamati kondisi psikologis para atlet selama outbound berlangsung.
Pemantauan intensif akan dilakukan dengan melibatkan 19 psikolog dengan masing-masing dua psikolog di setiap kelompok sebagai observer.
Rt. Annissa Apsyari selaku Psikolog di Bidang Layanan Asesmen & Intervensi dari Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran berucap, observer bertindak untuk mengamati kondisi psikologis para atlet, diantaranya kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, stabilitas emosi, resiliensi, daya tahan terhadap tekanan, dan kerja sama.
Berdasarkan observasi psikologi yang dilakukan, diperoleh gambaran kondisi psikologis para atlet dalam mengatasi tantangan dan melakukan pengembangan diri.
“Melalui serangkaian simulasi/games tersebut, akan diamati bagaimana para atlet menghadapi tantangan dan mencoba beradaptasi serta bangkit dari kondisi yang tidak sesuai dengan harapan,” kata Annissa Apsyari.
“Setelah melakukan simulasi/games, sesi diskusi akan dilakukan antara psikolog dan para atlet untuk memperdalam aspek psikologis, sehingga dapat menjadi masukan untuk perkembangan para atlet dalam bertanding dan berprestasi di bidangnya.” tutur Annissa.
Lebih lanjut, Annissa menuturkan bahwa kondisi psikologis menjadi aspek penting yang mempengaruhi seorang atlet mencapai hasil optimal baik dalam proses latihan maupun dalam pertandingan.
“Resiliensi dan daya tahan terhadap stres menjadi faktor yang penting sebagai penggerak bagi para atlet agar mereka memiliki daya juang yang tinggi untuk berlatih dan menjadi juara,” kata Annissa.
“Sehingga kami berharap, melalui rangkaian kegiatan ini, para atlet muda bisa memetik pembelajaran penting yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ketika meniti tangga menjadi atlet profesional,” tambahnya.