Suara.com - Insiden bentrokan antara dua perguruan silat Indonesia terjadi di stasiun kereta api di Changhua, Taiwan. Satu orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.
Bentrokan antara dua perguruan siliat di Indonesia itu diberitakan media Taiwan, TVBS pada Senin (4/9/2023).
Dalam artikelnya. TVBS menyebut dua perguruan itu terlibat bentrok setelah saling memprovokasi lewat media sosial.
"Mereka bertemu di sebuah stasiun untuk mendiskusikan pemenang dan pecundang," tulis TVBS dikutip pada Selasa (5/9/2023).
Baca Juga: Profil Wahyo Yuniartoto, Manajer Pencak Silat Indonesia di SEA Games 2023 yang Juga Perwira Kopassus
Dalam laporan tersebut, bentrokan ini disebut tidak berlangsung dengan seimbang. Satu klub silat beranggotakan 6 orang, sementara klompok lainnya berisi 23 orang.
"Akibatnya... satu orang meninggal dunia dan satu luka-luka," tulis TVBS.
Setelah bentrokan, dua kelompok itu disebut melarikan diri di depan Stasiun Kereta Api Changhua. Pasukan anti penyerangan polisi tiba di lokasi kejadian untuk menyergap mereka.
Polisi mengepung dan menghentikan orang-orang yang melarikan diri, dan mengumpulkan mereka untuk memeriksa identitas. Mereka semua diketahui pekerja migran Indonesia.
"Saat polisi menangkap mereka, ada 199 orang yang bergegas ingin melepaskan orang-orang tersebut," tulis TVBS.
Baca Juga: Cerita Atlet Pencak Silat Indonesia Dipaksa WO di SEA Games 2023, Kamboja Dituding Curang
Dua orang yang terluka di lokasi kejadian salah satunya pria berusia 21 tahun. Dia dibawa menggunakan ambulas dalam keadaan sadar. Namun, satu rekannya yang mengalami luka tusuk di punggung, diketahui meninggal dunia.
"Perkelahian kelompok semuanya berasal dari Indonesia dan milik komunitas seni bela diri yang berbeda," tulis TVBS.
Zhang Mingsheng, Kepala Divisi Polisi Changhua menjelaskan bahwa dua kelompok pencak silat Indonesia ini pernah bertengkar sebelumnya.
"Mereka bertemu untuk bernegosiasi," kata Zhang Mingsheng.