Sang pebalap yang akan genap 38 tahun pada Januari tahun depan itu memegang rekor 103 kemenangan dalam kariernya, meskipun statistik bukan prioritas baginya.
Hamilton membutuhkan enam balapan dalam debutnya pada 2007 sebelum menjadi pemenang dan ia setidaknya telah memenangi satu balapan setiap musimnya sejak itu.
"Saya tidak memikirkan rekor itu, tapi tentunya saya mencoba meraih kemenangan itu tahun ini," kata Hamilton pada September lalu.
"Rekor itu tidak penting bagi saya, karena saya tidak terlalu memikirkan rekor secara umum."
Di saat Hamilton dan Russell dipuji bak pahlawan di timnya, Verstappen, sementara itu, menghadapi perang batin setelah menolak mematuhi perintah tim untuk membantu Sergio Perez di Interlagos, Minggu lalu.
Red Bull memberi arahan Perez untuk memberi jalan kepada Verstappen dengan syarat posisinya akan dikembalikan apabila sang pebalap Belanda tak mampu menyalip pebalap Alpine Fernando Alonso untuk posisi finis kelima.
Sedangkan Perez, yang membutuhkan poin sebanyak mungkin untuk mengalahkan pebalap Ferrari Charles Leclerc dalam perebutan peringkat kedua di klasemen di saat Verstappen telah mengunci gelar juara dunia untuk kedua kalinya. Red Bull belum pernah finis 1-2 dalam klasemen pebalap.
Verstappen, yang juga mendapat penalti karena menyebabkan tabrakan dengan pebalap Mercedes Lewis Hamilton, diinstruksikan oleh engineer tim Red Bull Gianpiero Lambiase untuk membiarkan Perez lewat supaya finis lebih tinggi tapi mengabaikan arahan itu dan menyelesaikan lomba di depan sang pebalap Meksiko yang finis P7.
Tindakan Verstappen itu memicu berbagai reaksi dan kritik di media sosial.
Baca Juga: Kecewa Didepak Haas, Mick Schumacher Bertekad Secepatnya Balapan Lagi di F1
"Itu menunjukkan siapa dia sebenarnya," kata Perez, yang pernah dipuji Verstappen karena turut membantunya memenangi sejumlah balapan serta menjadi juara dunia.