NOC Indonesia Jelaskan Kronologi Keributan di Seoul

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 08:36 WIB
NOC Indonesia Jelaskan Kronologi Keributan di Seoul
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari saat melakukan sesi wawancara eksklusif dengan Suara.com di Kantor NOC Indonesia, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komite Olimpiade Indonesia atau NOC Indonesia membantah dua orang tim pendukung yang mereka  bawa ke Korea Selatan, masuk dalam proses investigasi Kepolisian Seoul akibat dugaan pertikaian yang terjadi pada Rabu (19/10/2022) malam.

Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengapresiasi kinerja profesional Kepolisian Seoul dalam menindaklanjuti insiden tersebut. Namun, dirinya menegaskan kronologinya tidak seperti yang diberitakan.

Sebagai informasi, delegasi Indonesia tengah berada di ANOC General Assembly XXVI di Seoul, Korea Selatan. Dalam sidang umum ini, NOC Indonesia membawa tim pendukung pengisi acara untuk membantu mempromosikan ANOC World Beach Games Bali 2023.

Tim pengisi acara inilah yang terlibat insiden di sela-sela ANOC General Assembly XXVI. Meski demikian, apa yang terjadi disebut Okto tak seperti yang diberitakan.

Baca Juga: Wawancara Raja Sapta Oktohari: Jadi Pengusaha Itu Privilegenya Dapat Keleluasaan (Part 3-Habis)

“Kami ingin membantah dan mengklarifikasi berita yang beredar,” kata Okto, sapaan karib Raja Sapta dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/10/2022).

Okto menerangkan kejadian bermula ketika tim pengisi acara yang membantu membawa keindahan Indonesia untuk mempromosikan ANOC World Beach Games Bali tengah mencari udara segar di pedestrian di depan salah satu cafe di Seoul, Korea Selatan.

Mereka kemudian dihampiri dua orang lelaki, yakni satu warga asing dari Eropa dan satu warga lokal berdarah campuran, yang secara tiba-tiba menyerang delegasi Indonesia.

“Ada pengisi acara yang masuk dalam rombongan berangkat ke Seoul, ketika mereka sedang berada di pedestrian jalan, dua orang yang diduga mabuk itu justru menghampiri dan mengganggu salah seorang pengisi acara dengan memukul tangannya. Dalam situasi tersebut, siapa pun, secara refleks pasti melakukan self defence (pertahanan diri),” ujar Okto.

Pertahanan diri tersebut yang kemudian membuat situasi saling dorong satu sama lain. Bahkan, mereka juga memberikan ancaman, yang kemudian membuat delegasi Indonesia memutuskan mendatangi kantor polisi guna melaporkan kejadian.

Baca Juga: Optimis Indonesia Raih Medali Lebih di Olimpiade 2024, Ketua KOI Raja Sapta Oktohari: Pasti Akan Jadi Energi Luar Biasa

“Jadi datang ke kantor polisi untuk menemukan solusi. Orang kita dimintai keterangan dengan ditanyai sejumlah pertanyaan, dan kemudian langsung pulang. Itu pun hanya setengah jam atau 30 menit. Saya tahu karena saya langsung datang ke lokasi. Tidak mungkin dilepaskan jika salah,” kata Okto.

“Polisi di Seoul juga sangat profesional. Kerjanya pun sangat sopan. Mereka mengerti situasinya dan sangat independen. Pihak kita pun tidak akan memperpanjang masalah ini, jadi sudah kita memaafkan mereka."

"Saya kira ini tidak perlu diperpanjang karena para pengisi acara ini justru berhasil mendapatkan apresiasi di ANOC General Assembly karena berhasil menghadirkan suasana bali di Seoul," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI