Cari Bibit Unggul, Audisi Umum PB Djarum 2022 Diperketat

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 18 Oktober 2022 | 16:37 WIB
Cari Bibit Unggul, Audisi Umum PB Djarum 2022 Diperketat
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin bersama jajaran Tim Pencari Bakat dan Legend Bulutangkis diantaranya Liem Swie King, Susy Susanti, Alan Budikusuma, Liliyana Natsir, Hastomo Arbi, Richard Mainaky dan lainnya. [Dok. PB Djarum/Djarum Foundation]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Berbeda dengan Audisi Umum terakhir pada 2019 silam, edisi kali ini akan menerapkan dua tahap screening yaitu bermain lima menit pada 19 Oktober dan bermain 10 menit pada 20 Oktober 2022. Hal itu bertujuan agar kualitas atlet dapat terlihat dengan jelas.

Setelah tahap screening, proses seleksi berlanjut ke tahap turnamen dari tanggal 21 Oktober hingga 23 Oktober 2022. Untuk kategori putra, para semifinalis di kelompok usia U-11 dan U-13 akan masuk ke tahap karantina. Sementara di sektor putri, mereka yang berhak melaju ke tahap karantina adalah yang berhasil masuk ke babak final turnamen.

Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum, Sigit Budiarto. [Dok. PB Djarum/Djarum Foundation]
Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum, Sigit Budiarto. [Dok. PB Djarum/Djarum Foundation]

Proses seleksi pada Tahap Karantina ini cukup berbeda dibanding Audisi Umum tahun-tahun sebelumnya dari yang semula hanya satu minggu menjadi tiga minggu. Selama rentan waktu tersebut, calon atlet PB Djarum akan dinilai melalui tiga aspek yakni tes fisik, tes kesehatan dan psikotes.

Tes fisik dilaksanakan guna mengukur daya tahan atlet dalam bertanding dan tes kesehatan untuk melihat apakah atlet rawan cedera atau tidak. Sementara psikotes terbagi menjadi dua, yakni tes penalaran untuk mengukur taraf kecerdasan dan tes sosio-emosional sebagai tolak ukur kondisi sosio-emosi atlet dalam memecahkan permasalahan.

Rangkaian tes bagi para atlet tersebut nantinya menjadi salah satu bahan pertimbangan Tim Pencari Bakat untuk meloloskan para atlet sebagai atlet PB Djarum, serta panduan bagi pelatih dalam menyusun program pembinaan.

“Kami berharap dengan berbagai elemen yang diterapkan dari jajaran Tim Pencari Bakat pada Audisi Umum PB Djarum 2022 ini, kami bisa mendapatkan atlet berkarakter yang memiliki bakat dan skill mumpuni serta semangat juang dan mental sebagai calon juara,” papar Sigit.

Koordinator Atlet Putra Tim Pencari Bakat, Fung Permadi, menjelaskan bahwa kriteria yang diterapkan untuk calon atlet putra penghuni klub PB Djarum itu merupakan hal mendasar sebagai bahan pertimbangan. Diantaranya adalah atlet yang sudah memiliki teknik bermain yang cukup baik, memiliki jiwa pantang menyerah, serta kepandaian ketika bertanding di atas lapangan.

“Ditambah dengan feeling atau touch dalam pukulan-pukulan. Karena untuk membina seorang atlet, kualitas untuk menjadi seorang atlet dunia itu semuanya harus komplit dan tidak memiliki suatu kelemahan yang menonjol. Tapi untuk atletusia dini kan perkembangan dan pembinaan waktunya masih panjang di karantina nanti kita lihat bagaimana konsistensinya dalam berlatih dan menjaga semangatnya. Karena kalau waktunya terlalu pendek itu kita tidak bisa melihat hal itu,” ungkap
Fung.

Senada dengan hal tersebut, Koordinator Atlet Putri Tim Pencari Bakat, Yuni Kartika, berucap bahwa konsistensi dan teknik mumpuni ditopang dengan semangat juang serta mental yang kokoh merupakan hal mutlak yang wajib dimiliki oleh calon atlet PB Djarum. Ia menegaskan bahwa pembinaan atlet usia dini serta menempa talenta dan mental atlet setidaknya butuh waktu 10 tahun, sampai mereka siap membela nama bangsa di kancah dunia.

Baca Juga: Indonesia Gelar Kejuaraan Para Badminton Level Dunia Akhir Agustus 2022

“Selain itu kriteria lainnya adalah bakat, footwork, pukulan, dan kepandaian. Diharapkan atlet tersebut nantinya dapat konsisten dan memiliki kemauan serta impian yang kuat untuk menjadi juara di kelompok usianya lalu berlanjut menjadi juara di kejuaraan internasional. Kenapa konsisten? Karena jangka waktunya untuk mereka menjadi juara dunia itu panjang,” tutur Yuni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI