Statistik MotoGP Jepang, Honda Dominasi Sirkuit Motegi

Reky Kalumata Suara.Com
Kamis, 22 September 2022 | 20:05 WIB
Statistik MotoGP Jepang, Honda Dominasi Sirkuit Motegi
Marc Marquez, Jorge Lorenzo, dan Valentino Rossi dalam balapan MotoGP Jepang, (16/10). (AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah dua tahun absen karena pandemi COVID-19, Sirkuit Motegi pada akhir pekan ini kembali menggelar balap MotoGP Jepang di mana tiga pebalap teratas di klasemen dipisahkan hanya 17 poin saja.

Sirkuit Motegi dibangun pada 1997 untuk keperluan tes sebelum pertama kali menggelar GP Jepang pada 1999.

Satu tahun berselang, sirkuit itu menjadi tuan rumah GP Pasifik, dan sejak itu langganan dikunjungi para fan balap motor.

Pada 2004 Motegi menggantikan Sirkuit Suzuka di kalender MotoGP dan kembali menjadi arena GP Jepang lagi dan mempertahankan statusnya itu hingga saat ini.

Baca Juga: Jelang Asia Talent Cup 2022 di Sirkuit Motegi, 4 Pembalap Honda Optimis Tampil Maksimal dan Raih Podium

Sejak kelas MotoGP bergulir pada 2002, Honda telah mengantongi sembilan kemenangan di Motegi termasuk tiga kemenangan yang direbut Marc Marquez pada 2016, 2018 dan 2019.

Marquez, Dani Pedrosa, Loris Capirossi, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo telah merasakan masing-masing tiga kemenangan di kelas MotoGP di Motegi.

Sedangkan Ducati merayakan lima kemenangan di Motegi, terakhir kali ketika Andrea Dovizioso menguasai lintasan basah sirkuit itu pada 2017. Dua pebalap lain Ducati yang menang di Jepang adalah Loris Capirossi (2005, 2006, dan 2007) dan Casey Stoner (2010).

Dua pebalap Ducati juga pernah start dari pole position di Motegi, yaitu Loris Capirossi (2005 dan 2006) dan Andrea Dovizioso (2014 dan 2018), demikian catatan resmi MotoGP.

Sementara itu, Yamaha menang di Motegi dalam empat kesempatan, terakhir kali ketika Jorge Lorenzo finis pertama pada 2014. Podium terakhir bagi Yamaha di Motegi dipersembahkan oleh Fabio Quartararo saat ia finis P2 pada 2019.

Baca Juga: Top 5 Sport: Jadwal MotoGP Jepang 2022, Bagnaia dan Quartararo Lanjutkan Persaingan

Suzuki dan Kenny Robert Jr. memenangi Grand Prix (500cc) perdana di Motegi pada 1999 dan mengulangi kesuksesan itu pada tahun berikutnya. Sejak kelas MotoGP dikenalkan pada 2002, P3 Maverick Vinales pada 2016 dan P3 Alex Rins pada 2018 menjadi dua podium bagi Suzuki di Motegi.

Hasil terbaik Aprilia di Motegi adalah P7 Alvaro Bautista pada 2016 dan P7 Aleix Espargaro pada 2017.

Sedangkan P11 Pol Espargaro pada 2017 dan 2019 merupakan finis terbaik KTM di Motegi.

Marquez menjadi pebalap terakhir MotoGP yang memenangi balapan di Motegi dari pole position yaitu pada 2019. Pole terakhir untuk Yamaha diraih Johann Zarco pada 2017.

Sejumlah pebalap tuan rumah yang meraih kemenangan di Motegi adalah Masao Azuma (125cc/1999), Shinya Nakano (250cc/1999), Daijiro Kato (250cc/2000), Youichi Ui (125cc/2001), Tetsuya Harada (250cc/2001), Makoto Tamada (MotoGP/2004) dan Hiroshi Aoyama (250cc pada 2005 dan 2006).

Pebalap Jepang yang terakhir kali naik podium dari semua kelas di Motegi adalah Hiroshi Aoyama yang finis P2 kelas 250cc pada 2009.

Di MotoGP Aragon, Enea Bastianini merebut kemenangan keempat di MotoGP setelah Qatar, Amerika, dan Prancis, untuk menjadi pebalap kelima Ducati yang meraih tiga atau lebih kemenangan di kelas premier.

Kemenangan Bastianini itu merupakan yang kelima bagi seorang pebalap tim independen Ducati, satu yang lain dipersembahkan oleh Jorge Martin di Sytria tahun lalu.

Ketika Bastianini memenangi balapan di Aragon dan Cal Crutchlow finis P14 sebagai pebalap Yamaha yang finis terdepan, Ducati mengunci gelar juara konstruktor untuk keempat kalinya di kelas premier, dan untuk ketiga kalinya secara beruntun.

Dengan Bastianini dan Francesco Bagnaia di podium, itu merupakan balapan ke-21 secara beruntun yang menyaksikan setidaknya satu pebalap Ducati finis tiga besar, memperpanjang rekor pabrikan Bologna itu di kelas MotoGP.

Fabio Quartararo gagal menyelesaikan balapan di Aragon dan kini memimpin klasemen pebalap dengan margin hanya 10 poin dari Bagnaia. Padahal setelah GP Jerman, Bagnaia tertinggal 91 poin dari Quartararo. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI