Suara.com - Red Bull Racing pada Selasa (2/8/2022) telah memperpanjang kesepakatan dengan Honda terkait dukungan power unit hingga 2025. Durasi itu lebih panjang dua tahun setelah kontrak sebelumnya bakal berakhir pada 2023.
Honda sejatinya sudah undur diri dari Formula 1 (F1) pada akhir 2021 setelah membawa Max Verstappen meraih gelar juara dunia perdananya, merebut titel pebalap untuk pertama kalinya bagi pabrikan Jepang itu sejak mendiang pebalap Brazil Ayrton Senna berjaya bersama McLaren pada 1991.
Meski demikian, pabrikan asal Jepang itu masih akan terus menyokong Red Bull Racing perihal power unit atau mesin di ajang F1 setidaknya hingga 2025 sesuai kesepakatan baru.
Red Bull telah mendirikan perusahaan powertrain mereka sendiri menggunakan kekayaan intelektual Honda untuk menyediakan power unit bagi tim utama mereka di F1 dan tim junior AlphaTauri yang bermarkas di Italia.
Baca Juga: Leclerc Frustasi Ferrari Bikin Blunder Lagi di F1 GP Hungaria 2022
Kemitraan itu pada awalnya berdurasi hingga akhir 2023, dengan Red Bull siap mengambil alih operasinya, tapi sekarang diperpanjang hingga akhir 2025, saat olahraga balap itu memperkenalkan generasi baru power unit.
Red Bull saat ini memimpin klasemen pebalap dan konstruktor F1 dengan margin yang jauh dari rival-rivalnya, Verstappen juga berpeluang besar meraih titel keduanya secara beruntun.
"Kami berterima kasih kepada Honda atas respon positif mereka dalam bekerja bersama. Kami sangat senang meneruskan kemitraan kami di F1," kata penasihat tim Red Bull Helmut Marko dikutip Reuters.
"Kami memiliki hubungan yang sukses sejauh ini, memenangi titel pebalap pada 2021 dan saat ini memimpin klasemen tim dan pebalap, dengan tujuan mengamankan kedua gelar musim 2022 itu."
Honda, yang sempat hengkang lebih awal pada 2008, tahun lalu mengumumkan rencananya mundur sebagai pabrikan mesin di F1 pada akhir 2021 dan menyatakan akan fokus ke teknologi emisi nol.
Baca Juga: Top 5 Sport: Indonesia Raih Emas Pertama ASEAN Para Games 2022 dari Para Bulutangkis
Tim-tim F1 dan pabrikan telah sepakat untuk membekukan pengembangan power unit mulai awal 2022 hingga akhir 2025, ketika regulasi mesin baru diterapkan, demikian Antara.