Vettel, yang ikut memunguti sampah setelah balapan dan kampanye untuk isu lingkungan, pada Mei mengatakan bahwa perubahan iklim membuatnya mempertanyakan profesinya sebagai pebalap.
Ketika ditanya apakah sikapnya terhadap lingkungan dan pemanasan global membuatnya seorang munafik, mengingat ia keliling dunia dengan pesawat terbang dan tampil untuk tim yang disponsori raksasa minyak Arab Saudi Aramco, dia mengakuinya.
"Ada pertanyaan-pertanyaan yang saya tanyakan kepada diri saya sendiri setiap hari dan saya bukanlah orang suci," kata dia dikutip Reuters.
Vettel menempati peringkat tiga pebalap dengan jumlah kemenangan terbanyak sepanjang masa, di belakang juara dunia tujuh kali Lewis Hamilton (103) dan Michael Schumacher (91), dengan 53 kemenangan. Kesuksesan terakhirnya ia raih bersama Ferrari di Monza pada 2019.
Ia tetap memegang status juara dunia termuda di F1, merebut titel pertamanya pada usia 23 tahun, tapi kehilangan rekor sebagai pebalap termuda pemenang balapan setelah Max Verstappen melakukannya pada usia 18 tahun pada 2016.
Vettel menjalani debutnya di Grand Prix Amerika Serikat pada 2007 sebagai pengganti Robert Kubica di tim BMW-Sauber.
Tahun berikutnya ia mengklaim pole position perdana dan kemenangan pertamanya di balapan basah bersama tim Toro Rosso (sekarang bernama AlphaTauri) di Grand Prix Italia dan menjadi pebalap pemenang balapan pertama Red Bull di China pada 2009.
Balapan terakhirnya, di Abu Dhabi pada November, akan menjadi balapan yang ke-300 dalam kariernya.
"Kami menegaskan kepadanya bahwa kami ingin ia lanjut dengan kami tahun depan, tapi pada akhirnya dia telah selesai dan apa yang dia rasa benar untuk dirinya sendiri dan keluarganya, dan tentunya kami menghormati itu," kata pemilik tim Aston Martin Lawrence Stroll.
Hamilton (37) mengatakan merasa terhormat berteman dengan Vettel.