"Sangat menarik mengingat kedua tim diisi pemain-pemain muda yang bermain baik sampai tahapan ini. Saya kira laga nanti akan berisi pertarungan fisik yang turun naik sepanjang 40 menit,” katanya.
Michael mewaspadai Selandia Baru yang menurutnya tak sekadar mengandalkan fisik, melainkan juga bisa bermain cepat dan bagus dalam offense.
"Kami tak memikirkan rekor pertemuan sebelumnya, yang penting hasil laga ini. Kami ingin menang agar bisa bertanding di final. Kuncinya pada pertahanan dulu, baru fokus ke offense," kata Michael.
"Peluang kami bagus ke final karena kami selama ini kami bermain bagus. Saya harap kami menang agar bisa kembali ke final,” ujar Michael menambahkan.
Dalam perjalanannya, Australia menjejak ke babak empat besar setelah tak terkalahkan dalam empat pertandingan sebelumnya.
Selama fase grup, Samson James Froling dan kawan-kawan melibas Yordania (78-60), Arab Saudi (76-52), dan Indonesia (78-53). Hasil ini membawa Australia lolos langsung ke perempat final sebagai juara Grup A.
Kemudian di babak delapan besar, mereka menyingkirkan Jepang dengan skor 99-85. Dengan status sebagai tim peringkat tiga dunia, Australia memang diunggulkan untuk mempertahankan titel FIBA Asia Cup 2022.
Berdasarkan statistik pemain, Thon Maker menjadi yang terbaik dengan tingkat efisiensi per pertandingan rata-rata 22.8, poin pertandingan 17.8, dan rebounds per laga 9.0. Sementara untuk assist, William McDowell-White terbaik dengan 5.5.
Pada sisi lain, pelatih Selandia Baru Sean Pero MacPherson Cameron sadar timnya menghadapi lawan hebat sekaligus berstatus juara bertahan. Menurutnya, laga ini tantangan yang amat besar.
Baca Juga: Timnas Basket Indonesia Terus Berlatih Sambil Tunggu Kepastian di FIBA World Cup 2023
"Kami dalam persiapan final menghadapi tim kuat dan kami siap. Persiapan adalah segalanya. Kami harus memenuhi ekspektasi untuk laga nanti,” kata Cameron.