Juara Wimbledon 2022, Elena Rybakina Bikin Rusia Menyesal Pernah Menolaknya

Arief Apriadi Suara.Com
Minggu, 10 Juli 2022 | 09:32 WIB
Juara Wimbledon 2022, Elena Rybakina Bikin Rusia Menyesal Pernah Menolaknya
Elena Rybakina dari Kazakhstan merayakan dengan trofi Venus Rosewater Dish selama upacara podium setelah memenangkan pertandingan tenis final tunggal putri melawan Ons Jabeur dari Tunisia pada hari ketiga belas Kejuaraan Wimbledon 2022 di The All England Tennis Club di Wimbledon, London barat daya, pada 9 Juli , 2022. Daniel LEAL / AFP.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Elena Rybakina berhasil menjadi juara tunggal putri Wimbledon 2022. Prestasi itu mungkin telah membuat Federasi Tenis Rusia (RTF) menyesal telah menolaknya pada 2018 dengan alasan sudah kelebihan pemain tenis.

Elena Rybakina diketahui menjuarai Wimbledon 2022 di London, Sabtu (9/7/2022) waktu setempat, dengan status pemain Kazakhstan.

Petenis berusia 23 tahun yang lahir di Moskow dan masih tinggal di sana itu, tidak akan pernah tahu ketika pindah ke Kazakhstan atas alasan keuangan bahwa petenis-petenis Rusia dan Belarus akan dilarang bermain di Wimbledon pada 2022.

Tapi pergantian bendera membuat dia bebas bertanding, dan dia secara spektakuler mengklaim gelar putri dalam kemenangan comeback spektakulernya atas favorit juara Ons Jabeur guna menjadi petenis pertama yang mewakili Kazakhstan yang menjuarai grand slam.

Baca Juga: Kyrgios Menunggu di Final Wimbledon, Djokovic Siap Hadapi Norrie di Semifinal

Ada suasana yang hampir menyesal soal Rybakina, setelah menjadi juara tunggal putri termuda sejak 2011 itu senyum yang nyaris tidak terlihat saat dia berjalan mendekati net setelah mengubah match point pertamanya menjadi kemenangan 3-6, 6-2, 6-2.

Dia lebih ekspresif ketika mengangkat trofi dengan mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan Presiden Federasi Tenis Kazakhstan Bulat Utemuratov yang juga miliarder yang menyokong kemenangannya di Centre Court itu.

Sementara sebagian orang yang sinis menyebutkan sukses dia akan membuat Rusia memperoleh beberapa hak membual, ketenangan yang dia bawa sepanjang dua minggu meskipun beberapa pertanyaan menyelidik tentang asal usulnya sangat mengagumkan.

Rybakina memuji habis-habisan Ons Jabeur yang dia sebut sumber inspirasi, dan berterima kasih kepada Duchess of Cambridge setelah menyerahkan trofi atas nama Kerajaan Inggris.

"Dia bilang saya bermain bagus sekali. Saya saat itu lagi terkaget-kaget, jadi mungkin setengah tidak mendengar. Saya menyesal sekali. Tapi yang pasti dia baik sekali. Sungguh menakjubkan mendapatkan trofi dari dia," kata Rybakina.

Baca Juga: Alami Robekan di Otot Perut, Rafael Nadal Mundur dari Semifinal Wimbledon 2022

Air mata akhirnya mengalir dari Rybakina saat ditanya kapan dia melihat lagi orangtuanya yang tidak menghadapi pertandingan final ini. Rybakina menangis.

"Anda ingin melihat emosi," katanya. "Saya menyimpannya terlalu lama. Mungkin mereka merasa bangga sekali," katanya lagi.

Ketika pertanyaan semakin menjurus kepada politik setelah negara asalnya Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, tetapi Rybakina menjawab dengan diplomatis.

"Dari pandangan saya, saya hanya bisa mengatakan bahwa saya mewakili Kazakhstan. Saya tidak memilih di mana saya dilahirkan," kata dia. "Orang percaya kepada saya. Kazakhstan sangat mendukung saya," kata dia pula.

"Bahkan hari ini saya mendengar begitu banyak dukungan. Saya menyaksikan bendera-bendera. Jadi saya tak tahu bagaimana menjawab pertanyaan ini," ujarnya pula.

Rybakina yang mencetak 144 winner dalam perjalanan ke final dan 29 lainnya dalam laga final Sabtu itu, mengatakan senjata andalan dia yakni servisnya telah membantunya bangkit setelah gugup pada set pertama.

"Tak berhasil saat set pertama. Saya hanya berpikir bahwa kini saya membutuhkan servis keras karena jika tidak akan sangat berat," kata dia, demikian Antara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI