Suara.com - Pasangan ganda putri Mariia Stoliarenko/Yelyzaveta Zharka jadi satu-satunya wakil Ukraina di Indonesia Open 2022. Kehadirannya di ajang BWF World Tour Super 1000 itu membawa pesan melebihi sportifitas di dunia olahraga.
Mariia Stoliarenko/Yelyzaveta Zharka adalah korban perang. Negaranya, Ukraina, hancur setelah diinvasi Rusia sejak Februari 2022.
Indonesia Open 2022 bukan hanya sekedar turnamen untuk menguji kemampuan bagi kedua pemain. Melebihi itu, kompetisi bulu tangkis adalah sarana mereka untuk bertahan hidup.
Ya, Mariia Stoliarenko/Yelyzaveta Zharka mengakui bahwa turnamen bulu tangkis menjadi sarana pelarian mereka dari perang yang berkecamuk di Ukraina.
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Indonesia Open 2022: Anthony Ginting hingga The Minions Tampil Hari Ini
Mereka luntang-lantung dan berpindah-pindah penginapan sejak Maret untuk mengikuti turnamen bulu tangkis di seantero dunia dan ironisnya, untuk menjauhkan diri dari negaranya sendiri.
"Kami satu-satunya wakil dari Ukraina. Kami terpaksa meninggalkan negara kami sejak Maret. Kami tinggal di Kharkiv dekat Rusia. Kota kami masih dibom sampai saat ini, jadi tidak mungkin tinggal di sana," ujar Yelyzaveta Zharka kepada awak media di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (14/6/2022).
Selain soal keselamatan, Stoliarenko/Zharka harus berpindah-pindah penginapan ke negara lain agar bisa tetap berlatih bulu tangkis. Mereka menyebut ekosistem olahraga termasuk fasilitas di negaranya sudah hancur.
"Sejak Maret, kami berpindah-pindah di negara Eropa lain seperti Polandia, lalu kami berkompetisi di Thailand. Kami berlatih di Thailand dan kemudian ikut kompetisi di negara-negara Asia," tutur Yelyzaveta Zharka.
Indonesia Open 2022 merupakan turnamen keenam yang mereka ikuti sejak Ukraina di invasi Rusia pada Maret lalu.
Baca Juga: Indonesia Open 2022: Order of Play Hari Pertama, Mulai Besok Pagi!
Lima turnamen sebelumnya adalah Polish Open 2022, Orleans Masters 2022, Kejuaraan Eropa 2022, Thailand Open 2022, dan Indonesia Masters 2022.
Stoliarenko/Zharka mengakui perang yang berkecamuk, terutama di era yang dianggap tak mungkin ada hal semacam itu, membuat mental mereka terpukul.
Jangankan untuk memikirkan bulu tangkis, pikiran mereka sempat jauh menerawang agar bisa terus bertahan hidup di situasi yang sangat sulit itu.
"Tentu sangat sulit untuk tetap fokus di badminton. Ada satu titik di Februari ketika kehidupan kami terhenti tiba-tiba karena perang. Saat itu kami tidak memikirkan masa depan tapi bagaimana caranya terhindar dari serangan bom," jelas Yelyzaveta Zharka.
"Sekarang kami hanya fokus kepada badminton. Saya berharap bisa kembali ke Ukraina, tapi jika tetap di sana kami akan sulit untuk fokus di badminton."
Bahkan bagi Mariia Stoliarenko, perang di negaranya sangat rimit. Pasalnya, dia yang baru berusia 18 tahun, tengah menempuh pendidikan perguruan tinggi.
Perang membuat dia kesulitan untuk belajar dan menimba ilmu di universitas. Situasi itu juga yang memantapkan langkahnya untuk meninggalkan Ukraina guna fokus di bulu tangkis selama invasi Rusia masih berlangsung.
"Ini adalah tahun pertama saya kuliah. Tapi sejak perang, kuliah menjad sulit, saat ini kami berkuliah dengan metode daring," kata Mariia Stoliarenko.
Lebih jauh, Stoliarenko/Zharka berharap perang berhenti. Mereka sangat ingin kembali pulang ke Ukraina demi berjumpa dengan keluarga masing-masing.
"Kami berharap bisa kembali ke Ukraina, siapa yang tahu kondisi akan separah ini. Kami berharap kemerdekaan untuk negara kami. Saat ini kami sendirian, keluarga kami di Ukraina," jelas Zharka.
Di Indonesia Open 2022 sendiri, langkah Stoliarenko/Zharka harus terhenti di babak pertama. Mereka kalah dari wakil Belanda, Debora Jille/Cheryl Seinen 16-21, 10-21.
Setelah Indonesia Open 2022, Stoliarenko/Zharka akan melanjutkan petualangannya ke Malaysia Open 2022 pada 28 Juni hingga 3 Juli mendatang.