Suara.com - Pelatih kepala Golden State Warriors, Steve Kerr mengaku bintang utama timnya, Stephen Curry, kerap mengingatkannya dengan legenda San Antonio Spurs, Tim Duncan.
Kerr sempat berbagi lapangan dengan Duncan saat ia membela Spurs pada NBA musim 2002-2003, di mana kala itu mereka juga menjuarai NBA.
"Saya sudah mengatakannya berkali-kali, Steph begitu mengingatkan saya akan Tim Duncan," kata Kerr dikutip dari situs resmi NBA, Rabu (8/6/2022).
Kerr menjabarkan bahwa ada kesamaan kharisma antara Curry dan Duncan, di mana ia menyebut keduanya sebagai sosok yang rendah hati, humoris dan penuh kegembiraan di luar lapangan.
Baca Juga: NBA Finals 2022: Warriors Bangkit untuk Samakan Kedudukan 1-1 Lawan Celtics
Dan semua itu menjelma jadi arogansi yang berdasar ketika di atas lapangan di mana baik Curry maupun Duncan disebut Kerr selalu tampil seolah-olah sembari berseru 'saya pemain terbaik di sini'.
"Itu adalah contoh pemimpin yang sempurna, seseorang yang bisa membuat Anda nyaman di ruang ganti dan bisa diandalkan pula untuk membimbing tim di atas lapangan," kata Kerr.
"Itu dimiliki Steph. Sebuah kombinasi kualitas yang langka, dan itu justru membuatnya spesial," ujarnya menambahkan.
Kerendahan hati Curry juga terlihat ketika juniornya, Jordan Poole, mencuri perhatian publik Chase Center dalam Gim 2 NBA Finals 2022 melawan Boston Celtics lewat sebuah tembakan buzzer-beater kuarter ketiga tak jauh dari garis tengah lapangan.
Tripoin jarak jauh adalah salah satu hal yang identik dengan Curry, tapi pebasket berusia 34 tahun itu tanpa ragu meluapkan kegembiraannya seolah-olah itu adalah tembakannya sendiri dan menatap Poole penuh dengan sorot mata sarat kebanggaan.
Baca Juga: Tampil Ciamik di Debut NBA Finals, Al Horford Belum Mau Bicara Cincin Juara
"Itu jelas sebuah tembakan hebat yang bisa membakar semangat fan. Itu adalah pungkasan luar biasa atas kuarter ketiga kami yang gemilang," kata Curry selepas pertandingan.
Ini bukan kali pertama Curry melontarkan pujian dan memberikan panggung bagi rekan-rekannya di Warriors, sebab awal tahun ini ia juga sempat menyanjung keberhasilan Andrew Wiggins menembus pemilihan tim All-Star NBA pertamanya.
Bahkan, bila ditilik lebih jauh, kerendahan hati Curry juga tercermin ketika ia rela hati mundur satu langkah saat Kevin Durant tiba demi memberikan tempat bagi bintang anyar Warriors pada 2016.
Reputasi sebagai bintang utama Warriors nyatanya tidak pernah lepas dari diri Curry, terlebih ketika Durant memutuskan melanjutkan petualangan ke Brooklyn Nets pada 2019.
Sementara Nets tak kunjung mencapai Final NBA, Curry mengantarkan lagi Warriors ke partai puncak liga sesuatu yang sudah dilakukannya bersama Klay Thompson dan Draymond Green jauh sebelum Durant datang.
Green, yang juga memulai kariernya di Warriors sejak 2012, mengaku sudah lama mengagumi bagaimana kerendahan hati Curry tak berubah meski ia diterpa segala perhatian dan sorot lampu kebintangan.
"Dia menetapkan standar karakter yang luar biasa dalam hal itu, karena ia tidak akan menuntut 'Anda seharusnya melihat saya dengan cara ini,' yang justru membuat Anda semakin melihatnya dengan seksama," kata Green.
Bila mana ada satu hal yang mungkin kurang dari karier gemilang Curry adalah ia tak pernah menjadi Pemain Terbaik (MVP) Final NBA.
Namun, ia tentu akan dengan rela hati membiarkan hal itu tak tercapai asalkan Warriors menjadi juara.
Dan apabila musim ini hal itu terwujud, Curry akan bergabung dalam jajaran eksklusif sebagai pemain yang pernah dua kali menjadi MVP NBA dan empat kali juara seperti Kareem Abdul-Jabbar, Michael Jordan, Bill Russell, LeBron James, Magic Johnson, dan tentunya Tim Duncan.
[Antara]